Selasa, 14/05/2024 05:58 WIB

Beredar Cabai Berpewarna di Banyumas, Kementan: Oknum Sudah Diringkus

Bahan pewarna yang digunakan bukan bahan pewarna makanan sehingga berbahaya jika dikonsumsi.

Cabai berwarna bahaya untuk dikonsumsi. (Foto: Ditjen Hortikultura)

Banyumas, Jurnas.com - Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto langsung menggerakkan seluruh jajarannya terkait temuan cabai rawit berpewarna.

"Masyarakat khususnya di wilayah Jawa Tengah tidak perlu khawatir terkait adanya cabai rawit merah palsu alias berpewarna," ujar Prihasto dalam wawancara via telepon, Kamis (31/12).

Dia mengatakan, Direktorat Jenderal Hortikultura bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Dinas Kesehatan, BPOM serta pihak Kepolisian setempat sudah menangkap oknum tersebut.

Cabai rawit itu mulai beredar di Kabupaten Banyumas 29 Desember 2020. Awalnya ditemukan di Pasar Wage yang ternyata dipasok pengepul dari Temanggung.

Warna cabai ini sangat mirip dengan warna aslinya, sehingga pedagang pun tidak curiga dan mendistribusikan cabai tersebut ke Pasar Sokaraja, Pasar Cerme dan Pasar Sangkal Putung yang kemudian ke retail dan konsumen akhir.

Cabai tersebut dioplos dengan cabai rawit merah asli kemudian dipacking dalam kardus dengan volume 35 kg per dus. Banyaknya campuran cabai berpewarna tersebut berkisar 0,5 - 1 kg sehingga memang tidak menimbulkan kecurigaan.

Disebutkan bahwa bahan pewarna yang digunakan bukan bahan pewarna makanan sehingga berbahaya jika dikonsumsi.

Saat ini pihak Kepolisian wilayah setempat sudah mengamankan cabai yang masih tersisa di pedagang dan akan terus melacak yang sudah terlanjur beredar agar tidak dikonsumsi masyarakat.

Prihasto menjelaskan, harga cabai rawit merah akhir-akhir ini memang mulai menarik. Kondisi panen di lapangan tidak begitu menyenangkan karena faktor curah hujan yang berdampak pada busuk buah dan layu fusarium. Produksi turun dan keuntungan yang diperoleh tidak begitu bagus.

Meskipun demikian, lanjut pria yang biasa disapa Anton, siapa pun tidak dibenarkan melakukan penipuan yang membahayakan kesehatan konsumen.

"Sebagai langkah preventif di masa hujan, sebaiknya petani menggunakan teknologi rainshelter atau sungkup plastik sederhana untuk meminimalkan busuk buah atau penggunaan bahan-bahan pengendali yang bisa dibuat sendiri dengan biaya murah," ujarnya.

"Jika petani mau melakukannya maka produksi terjaga dan keuntungan maksimal," sambungnya.

KEYWORD :

Cabai mahal info harga cabai cabai palsu cabai berwarna




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :