Senin, 29/04/2024 04:14 WIB

Operasional Bus `Gratis` di Medan Disoal Organda

Bus BTS (Buy The Service) atau angkutan umum itu, sudah macam angkutan predator bagi angkot pada umumnya dibawah kita.

Sebuah bus Trans Metro Deli berhenti di sebuah halte. Beroperasinya Trans Metro Deli yang saat ini masih menerapkan tarif Rp0, jadi polemik dan mendapat protes dari Organda Kota Medan. (Foto: Ist)

Medan, Jurnas.com - Mulai beroperasinya bus Trans Metro Deli dalam beberapa hari terakhir ini di ruas jalan Kota Medan, menimbulkan polemik dan disoal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan.

Menurut Organda, dengan beroperasinya bus dengan tarif Rp0 atau gratis itu menjadi kabar buruk bagi para sopir angkutan umum (angkot) di Kota Medan.

"Bus BTS (Buy The Service) atau angkutan umum itu, sudah macam angkutan predator bagi angkot pada umumnya dibawah kita, karena bus ini gratis, sementara angkot bayar, sementara rutenya relatif sama," ucap Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe, Jumat (20/11).

Apalagi kata Gomery, keberadaan halte khusus Bus BTS di Kota Medan juga belum jelas. Akibatnya, Bus BTS berpotensi berhenti dimana saja guna menaikkan ataupun menurunkan penumpangnya layaknya angkot. Padahal sesuai ketentuan, Bus BTS hanya boleh berhenti di halte-halte yang sudah ditentukan.

"Lah ini, tanda berhentinya cuma sekadar tanda, bukan halte. Mana boleh begitu. Kami hanya minta 2 hal. Pertama, Bus BTS harus pakai tarif yang layak, bukan gratis. Kedua, Bus BTS harus pakai halte khusus, supaya jelas dimana berhentinya, bukan cuma pakai tanda begitu saja," tandasnya.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Medan, Rizki Nugraha meminta Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan agar memperhatikan jalannya program Bus BTS di Kota Medan.

Sebab walaupun Bus BTS merupakan program pemerintah pusat, tetapi Dishub punya tanggungjawab untuk melakukan fungsi kontrolnya.

"Misalnya keberadaan halte atau tempat perhentian yang belum terpenuhi secara standar. Lalu soal penambahan 2 koridor agar dapat dilakukan secepatnya dengan memenuhi standar dan lain-lain," katanya.

Senada dengan Rizki, anggota Komisi IV lainnya, Dedy Nasution, juga meminta Pemko Medan tidak membiarkan polemik yang timbul antara Bus BTS dengan para sopir angkot begitu saja. Sebab, para sopir angkot juga banyak yang merupakan warga Kota Medan dan harus dipikirkan kesejahteraannya.

Dedy meminta, agar rencana angkot yang akan dijadikan sebagai feeder (pengumpan) bagi Bus BTS harus dimatangkan.

"Kita setuju Bus BTS beroperasi, masyarakat sudah layak mendapatkan alat transportasi yang murah, cepat dan nyaman. Tetapi, kita juga mau ada upaya dari pemerintah dalam mencari solusi yang terbaik untuk meminimalisir benturan-benturan yang timbul," tuturnya.

KEYWORD :

Medan Metro Deli Organda Mont Gomery Munthe




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :