Minggu, 05/05/2024 03:52 WIB

Venezuela Tahan Mata-mata AS Atas Tuduhan Terorisme dan Perdagangan Senjata

Heath tidak membawa paspor dan telah masuk secara ilegal melalui perbatasan Kolombia, tetapi pihak berwenang menemukan fotokopi paspor yang disembunyikan di salah satu sepatunya.

Aksi kakek cabuli cucu terancam 15 tahun penjara. (Foto : Jurnas/doknet)

Caracas, Jurnas.com - Kepala jaksa penuntut Venezuela, Tarek Saab mengumumkan tuduhan terorisme dan perdagangan senjata terhadap seorang tersangka "mata-mata" Amerika Serikat (AS) yang ditahan pekan lalu di negara Amerika Selatan itu.

Saab mengatakan warga AS, Matthew John Heath, sedang merencanakan serangan terhadap industri minyak dan sistem kelistrikan terhadap anggota OPEC, yang terperosok dalam krisis ekonomi enam tahun.

Pekan lau, Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengumumkan penangkapan seorang warga AS yang tidak disebutkan namanya yang ditangkap saat diduga memata-matai kilang Amuay dan Cardon di negara bagian Falcon barat. 

Kemudian pada akhir pekan, media pro-pemerintah menerbitkan nama tersangka yang membawa senjata khusus dan uang tunai dalam jumlah besar saat dibekuk sebagai Heath.

Saab mengatakan, Heath tidak membawa paspor dan telah masuk secara ilegal melalui perbatasan Kolombia, tetapi pihak berwenang menemukan fotokopi paspor yang disembunyikan di salah satu sepatunya.

Ia juga mengatakan Heath membawa "koin" yang menghubungkannya dengan Central Intelligence Agency (CIA), tanpa memberikan rincian, dan mengatakan dia sebelumnya bekerja untuk kontraktor militer swasta.

Saab menambahkan bahwa tiga warga Venezuela, termasuk satu anggota militer, ditangkap dan dituduh melakukan makar sebagai bagian dari dugaan kelompot tersebut.

"Mereka mencoba mengisi negara dengan darah. Negara Venezuela telah berhasil menetralkan rencana penyerangan industri minyak dan sistem kelistrikan nasional," kata Saab.

Caracas bulan lalu menghukum dua mantan tentara AS dengan 20 tahun penjara karena peran mereka dalam serangan Mei yang bertujuan untuk menggulingkan Maduro.

Sekadar diketahui, Amerika Selatan itu sedang mengalami kekurangan bahan bakar karena jatuhnya produksi dari kilang minyaknya serta sanksi Paman Sam. (Reuters)

KEYWORD :

Perdagangan Senjata Warga Amerika Serikat Kilang Minyak Venezuela




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :