Kamis, 02/05/2024 03:47 WIB

Percepat Penta Helix, Ditjen Dikti Gandeng Kadin Jabar

Sekretaris Ditjen Dikti Paristiyanti Nurwardani mengungkapkan, kerja sama tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat penerapan skema penta helix antara inventor, investor, masyarakat, media, dan pemerintah.

Penandatanganan kerja sama antara Ditjen Dikti Kemdikbud dengan Kadin Jawa Barat (Foto: Muti/Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan penandatangan kerja sama (MoU) dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat pada Rabu (2/9).

Sekretaris Ditjen Dikti Paristiyanti Nurwardani mengungkapkan, kerja sama tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat penerapan skema penta helix antara inventor, investor, masyarakat, media, dan pemerintah.

"Kami sangat menyadari adanya gap antara skill dan SDM yang dibutuhkan pengusaha (industri), maka Mas Menteri (Mendikbud) membuat Kampus Merdeka. Jadi mahasiswa bisa magang di perusahaan selama enam bulan rangka memperkecil gap kurikulum dan keterampilan di dunia industri," terang Paris dalam penandatanganan MoU di Kantor Kemdikbud.

Paris yakin dengan adanya kerja sama melalui skema penta helix, pemerintah dapat memfasilitasi produk-produk inovasi di perguruan tinggi untuk dihilirisasi di industri.

"Kami sedang melakukan semacam penilaian mana kira-kira produk tersebut yang memang perlu kami bahas. Mudah-mudahan nanti bisa dikerjasamakan juga dengan Kemristek/BRIN," ujar dia.

Sementara Ketua Kadin Jawa Barat, Tatan Pria Sudjana menyebut pihaknya terus melakukan sinergi dengan seluruh stakeholder, termasuk dalam hal ini stakeholder pendidikan.

Dia berharap skema penta helix ini tidak hanya menghasilkan lulusan yang sesuai dengan standar akademik, namun juga memenuhi kebutuhan industri.

"Jangan sampai profesor ubi cilembu hanya berakhir di Scopus, tidak bisa menjadi produk yang bisa membangun ekonomi masyarakat," kata Sudjana.

"Inilah yg kita coba eksplorasi, membangun rantai pasok lebih efisien agar menambah daya saing produk kita. Kuncinya, eksplorasi ini akan berjalan baik ketika SDM mampu mengolah dari berbasis bahan baku ke manufaktur," sambung dia.

Sebagai tambahan, Ditjen Dikti Kemdikbud telah menciptakan Kedai Reka, platform yang akan mempertemukan inventor dan investor.

Paristiyanti menuturkan, hingga hari ini platform daring ini sudah memiliki sekitar 30.000 inventor dan 5.000 pengusaha.

"Mudah-mudahan nanti makin lama makin besar, karen saya sangat yakin pengalaman kita di Covid-19 ini juga tak terduga. Tiba-tiba dapat 1.300 penelitian yang siap diproduksi massal," tandas Paris.

KEYWORD :

Penta Helix Kemdikbud Paristiyanti Nurwardani Ditjen Dikti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :