Selasa, 14/05/2024 12:56 WIB

Istianah Sulap Pekarangan Jadi Lahan Pertanian

Dari diskusi-diskusi kecil dengan penyuluh setempat, Istianah kemudian memulai memanfaatkan pekarangannya untuk tanaman sayuran.

Pekarangan rumah jadi lahan pertanian

Jakarta, Jurnas.com - Rawan pangan saat ini telah menjadi isu santer dan bisa menjadi kenyataan buruk bila tidak diantisipasi dan dicari solusinya. Lahan yang semakin berkurang, degradasi lahan yang terus menurus, serangan hama dan penyakit, pertambahan penduduk, menjadi penyebab permasalahan pangan, ditambah lagi pandemi covid-19 yang masih tinggi.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tidak berhenti berusaha mengatasi persoalan tersebut. Banyak program yang telah digelontorkan, tetapi seluruh upaya itu harus diikuti konsistensi dan semangat oleh masyarakat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berkali-kali menegaskan pentingnya mempercepat tanam dan memanfaatkan setiap jengkal lahan kosong untuk ditanami tanaman yang cepat panen di masa pandemi Covid-19.

"Di masa pandemi COVID-19 seperti ini ayo kita tingkatkan pemanfaatan setiap lahan untuk produksi sumber pangan. Bahkan di pekarangan rumah bisa ditanami tanaman pangan pengganti beras. Diversifikasi pangan agar masyarakat memiliki ketahanan pangan selain beras," kata SYL.

Lahan pekarangan selama ini menjadi lahan yang seringkali diabaikan. Sebab pertanian tidak selalu identik dengan lahan persawahan atau tegalan. Masih banyak lahan-lahan yang bukan sawah yang memiliki peluang usaha yang menjanjikan, termasuk di sini lahan pekarangan.

Pemerintah telah menganggarkan banyak program dalam rangka pemanfaatan pekarangan untuk pertanian. Program karang kitri, P2KP, KRPL, dan lainnya telah dilakukan. Program-program pemanfaatan pekarangan bisa semakin sukses jika diiringi niat, semangat dan kesungguhan dari masyarakat tani. Sehingga pendampingan dan pengawalan dari para petugas dan penyuluh harus terus ditingkatkan agar masyarakat lebih semangat dalam pelaksanaan pemanfaatan pekarangan pertanian ini.

Adalah Istianah (45), istri dari Ahmadi di Dusun Tapaklembu Desa Temuasri Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi, merupakan salah satu ibu rumah tangga yang berhasil dalam mengelola pekarangannya. Istianah sukses mengelola pekarangannya menjadi ladang bisnis yang cukup menggiurkan.

Pada tahun 2010, Ahmadi, suami Istianah diangkat menjadi ketua kelompok tani (Poktan) Tunas Lestari. Hal ini membuat Istianah sering bertemu dengan penyuluh pertanian, sehingga ia sering berbincang tentang pertanian.

Dari diskusi-diskusi kecil dengan penyuluh setempat, Istianah kemudian memulai memanfaatkan pekarangannya untuk tanaman sayuran. Di awal tahun 2010 Istianah memanfaatkan lahan pekarangan seluas 100 meter persegi.

Lalu di tahun 2018, ia merubah pola usahanya, sehingga yang separuh lahan tetap digunakan untuk tanaman sayur seluas kurang lebih 50 meter persegi, dan sisanya dibangun green house untuk usaha perbenihan sayur-mayur.

Cara budidaya yang dilakukan Istianah dengan sistem tanam langsung di lahan dan juga menggunakan media polybag. Sepuluh tahun dari giat berusaha taninya, tanaman yang dihasilkan semakin beraneka ragam.

Istianah juga membibitkan tanaman sayuran. Setiap bulan tak kurang dari 10 ribu sampai 15 ribu bibit tanaman bisa dijual. Saat ini jaringan pemasaran sampai ke luar daerah.

Dari usaha yang dilakukan Ahmadi dan Istianah, anak pertamanya telah lulus menjadi sarjana dan anak kedua anak lainnya masih menempuh pendidikan di bangku kuliah.

"Dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara sungguh-sungguh, kami bisa meningkatkan ekonomi keluarga. Terbukti, dengan memanfaatkan lahan potensial, kebutuhan pangan keluarga tercukupi, perekonomian kami juga stabil," ujar Istianah.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa akibat pandemi Covid-19 saat ini negara pengekspor memberhentikan ekspor bahkan umumnya negara-negara tersebut protektif untuk mengamakan pangan bagi negaranya sendiri.

"Kita harus memperkuat ketahanan pangan nasional, dan cara yang bisa ditempuh adalah memperkuat diversifikasi pangan lokal dan jangan biarkan sedikitpun lahan kosong. Manfaatkan dengan menanam komoditas pangan,” tutur Dedi.

KEYWORD :

Lahan Pekarangan Lahan Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :