Senin, 13/05/2024 18:18 WIB

Ternyata Satu dari Lima Warga Iran Terjangkit Corona Sebelum Februari

Pernyataan itu berasal dari tes serologi untuk mengidentifikasi antibodi pada pasien yang telah pulih dari penyakit.

Peziarah Syiah Iran, Masjid Sayyidah Zaynab, Kegubernuran Damaskus, Suriah pada 27 April 2008 [Wikipedia]

Teheran, Jurnas.com - Hampir satu dari lima orang Iran mungkin sudah terinfeksi virus corona baru yang dikenal COVID-19 sejak wabah negara itu dimulai pada Februari 2020.

"Sekitar 15 juta orang Iran mungkin telah mengalami infeksi virus ini sejak wabah dimulai," kata Ehsan Mostafavi, anggota gugus tugas yang dibentuk pemerintah untuk memerangi COVID-19, seperti dinukil dari ISNA.

"Ini berarti virus itu jauh lebih mematikan daripada yang kita atau dunia antisipasi," sambungnya.

Angka tersebut mewakili 18,75% dari lebih dari 80 juta populasi Iran, yang pada Selasa (9/6) mengumumkan 74 kematian lainnya dari COVID-19.

Mostafavi mengatakan, pernyataannya itu berasal dari tes serologi untuk mengidentifikasi antibodi pada pasien yang telah pulih dari penyakit.
Ini berbeda dari tes reaksi rantai polimerisasi (PCR), yang mendeteksi keberadaan antigen.

Iran mengatakan telah melakukan lebih dari satu juta tes PCR atau polymerase chain reaction untuk mengkonfirmasi infeksi dan melaporkannya sejauh ini.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari mengatakan, 74 pesien tewas akibat virus korona baru dalam 12 jam terakhir. Sehingga, jumlah kematian secara keseluruhan bertambah menjadi 8.425.

Ia menambahakan, kasus infeksi virus corona juga naik 2.095 dibandingkan periode yang sama menjadi total 175.927.

Menurut sebuah pernyataan dari Kementerian Kesehatan Iran, Lari menggantikan Kianoush Jahanpour sebagai juru bicara kementerian kesehatan pada Selasa (9/6).

"Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki memintanya untuk menghindari politisasi masalah dan untuk berkoordinasi dengannya sebelum membuat pernyataan di media sosial atau kepada pers," katanya.

Jahanpour dikecam Maret lalu setelah mengatakan China melaporkan angka COVID-19 adalah lelucon pahit.

Ia menuai kecaman di Twitter dari duta besar Tiongkok untuk Teheran, Chang Hua, dan kemudian mundur dengan memuji Beijing atas dukungannya terhadap Teheran selama pandemi.

Hubungan Iran-China biasanya hangat karena Beijing adalah salah satu mitra dagang utama Teheran, terutama dalam minyak.

KEYWORD :

Pandemi COVID-19 Iran Kasus COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :