Senin, 29/04/2024 09:58 WIB

Banjir Rob Lumpuhkan Eretan, Warga: Pemerintah Tolong, Kami Sangat Menderita

Banjir rob kembali merendam ribuan rumah hingga melumpuhkan aktivitas warga di desa Eretan Wetan, Indramayu. Banjir yang datang sehari dua kali itu merendam rumah penduduk hingga ketinggian air rata-rata setinggi betis orang dewasa.

Banjir Rob rendam Desa Eretan, Indramayu

Jakarta, Jurnas.com - Banjir rob kembali merendam ribuan rumah hingga melumpuhkan aktivitas warga di desa Eretan Wetan, Indramayu. Warga berharap segera ada bantuan dari pemerintah.

Banjir yang datang sehari dua kali itu merendam rumah penduduk hingga ketinggian air rata-rata setinggi betis orang dewasa. Hingga saat ini, sebagian penduduk pun memilih mengungsi ke sejumlah masjid yang belum terendam banjir.

Salah satu warga blok Pang, Eretan Wetan, Juju mengaku lelah dan bingung dengan kondisi banjir rob yang sudah tak wajar itu. Ibu yang sehari-hari mengurus balita ini harus berjuang mengahadapi banjir rob yang merendam rumahanya setiap hari.

“Ya Allah, sampai kapan kami harus sepert ini. Setiap hari kami harus dihadapkan dengan banjir rob, pemerintah tolong, kami sudah sangat menderita,” kata Juju sambil menangis, kepada wartawan, Rabu (3/6).

Karena itu ia berharap ada segera tindakan nyata dari pemerintah agar warga Eretan tidak terus menerus mengalami penderiataan ini. Juju menaruh harapan besar kepada pemerintah.

“Semoga segera ada pertolangan, kami sudah lelah dan bingung dengan kondisi ini, kami juga khawatir dengan kesehatan anak-anak kami, apalagi sekarang sedang marak wabah corona,” keluh Juju yang bagian belakang rumahnya sudah hancur karena banjir rob itu.

Refi Rizky salah satu warga dari blok Prempu, Eretan Wetan juga menuturkan, warga sangat menanti tindakan nyata dari pemerintah terkait bencana alam banjir rob yang sudah berhari-hari melumpuhkan Eretan itu.

“Kami semua tentu berharap segera ada dukungan bantuan baik dari BPBD Indramayu maupun PMI untuk membantu kami di Eretan Wetan,” kata Refi.

Refi menjelaskan, pergerakan air rob datang sejak sore hari. Tak berapa lama kemudian menjelang magrib, arus air sudah mulai bergerak merendam ribuan rumah.

“Dari sore sudah terlihat pergerakan air rob, dan magrib banjir sudah menggenangi sebagian besar wilayah desa Eretan,” ujar Refi.

Bahkan, kata Refi, kondisi banjir rob malam ini lebih tinggi dari biasanya, semenjak banjir yang mulai terjadi sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya dua hari menjelang hari raya Idul Fitri 1441 H.

“Setiap hari warga Eretan dilumpuhkan dengan datangnya banjir rob yang bisa sehari dua kali menggenangi rumah-rumah,” terangnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin menuturkan, hingga Selasa (2/6) belum ada laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu yang sudah bergerak ke Eretan Wetan. Begitupun dengan para petugas Palang Merah Indonesia (PMI) yang seharusnya sudah bisa bergerak ke lokasi bencana.

“Untuk saat ini belum ada laporan dari BPBD Indramayu dan PMI masuk ke saya,” ujarnya.

Selain mendesak pemkab Indramayu, Syaefudin juga meminta pemerintah pusat segera menyikapi persoalan yang hampir terjadi di seluruh wilayah pesisir pantai utara ini. Karena persoalan banjir rob ini tidak hanya terjadi di satu wilayah saja.

“Tentu butuh peran nyata dari pemerintah pusat juga. Karena banjir rob ini sudah sangat menyusahkan warga yang ada di kawasan pesisir pantai utara,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, banjir besar rob itu mulai terjadi dua hari menjelang hari raya Idul Fitri 1441 H. Saat itu, gelombang tinggi ditambah hujan deras membuat air laut meluap ke wilayah permukiman penduduk. Kejadian itu berlangsung sangat cepat, wargapun sempat dibuat kaget. Ratusan warga pun sempat mengungsi mengungsi ke kantor Desa Eretan Wetan.

Dikabarkan, terjangan gelombang besar itupun membuat beberapa titik breakwater atau batu pemecah ombak ambruk. Dari situlah pasang air rob lantas menghantam tanggul empang dan akhirnya jebol.

KEYWORD :

Banjir Rob Desa Eretan Indramayu Musibah Banjir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :