Jum'at, 10/05/2024 16:19 WIB

Manfaatkan Ketersediaan Air, Penyuluh dan Petani Kutai Timur Lakukan Percepatan Tanam

Para penyuluh pertanian diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

Petani melakukan pengolahan lahan menggunakan alat mesin pertanian. (Foto: BPPSDMP)

Jakarta, Jurnas.com - Mengantisipasi kemungkinan krisis pangan Presiden Joko Widodo mengatakan dalam Rapat Terbatas, dan dihadiri Menteri Pertanian agar Kementerian Pertanian melakukan langkah konkrit untuk menjamin ketersediaan pangan terutama dimasa pandemi.

Merespon arahan Presiden Jokowi tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta kepada seluruh penyuluh pertanian dan petani di Indonesia agar segera melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung secara serentak.

"Kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong agar pangan rakyat bisa terjamin. Krisis pangan tidak boleh terjadi di Indonesia, kita harus hadapi dengan kerja keras dengan semangat pantang menyerah," katanya.

"Saya mengajak seluruh insan pertanian untuk menghadapi tantangan tersebut dengan dua langkah kongkrit yaitu dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat. Saya juga berharap kerjasama yang lebih intens dari berbagai pihak agar semua dapat berjalan dengan baik," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa.

Pemenuhan pangan tidak boleh berhenti walau ditengan wabah COVID-19. Karena itu, Dedi berpesan kepada para penyuluh pertanian diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

Sejalan dengan arahan Kepala Badan BPPSDMP, Yuliandi, Kordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kaubun bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Ruseno dan Abdi melakukan percepatan masa tanam di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Berkah Bersatu di Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur.

"Isu terkait ancaman kekeringan di tengah wabah COVID-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami," ungkap Yuliandi.

Menurut Ruseno, penyuluh pertanian yang ikut bersama petani melakukan pengolahan lahan, mengatakan luas lahan Gapoktan Berkah Bersatu adalah 627 hektare dengan semuanya merupakan sawah tadah hujan.

Ketersediaan air yang bersumber dari air hujan perlu disikapi dengan segera melakukan pengolahan lahan dan percepatan tanam. Hal tersebut di lakukan karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan.

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai Penyuluh harus ikut berkontribusi dengn melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Ruseno.

Priyatno, ketua Gapoktan sekaligus petani yang lahannya sedang ditanami mengatakan sebagai petani anggota gapoktan sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi.

"Secara jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk," tuturnya.

"Penyuluh selalu mendampingi petani agar bisa tanam dan panen serentak, bibit padi varietas Mekongga dan Inpari 32 sudah siap ditanam dalam beberapa hari kedepan," pungkas Priyatno.

KEYWORD :

Penyuluh Pertanian Petani Kutai Timur Percepatan Tanam Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :