Rabu, 15/05/2024 09:08 WIB

Dorong Produksi Pertanian, Mentan Syahrul Tinjau Lokasi Optimalisasi Lahan Rawa

Indonesia memiliki potensi lahan rawa sebesar 33.4 juta hektare, namun terdapat beberapa faktor pembatas dalam pengelolaannya.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meninjau dua lokasi optimasi lahan rawa di Desa Karang Indah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala dan Desa Manarap Baru, Kecamatan Kertak Hanyak, Kabupaten Banjar, Sabtu (16/5).

Barito Kuala - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meninjau dua lokasi optimasi lahan rawa di Desa Karang Indah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala dan Desa Manarap Baru, Kecamatan Kertak Hanyak, Kabupaten Banjar, Sabtu (16/5).

Dalam peninjauan tersebut, Syahrul mengatakan, Indonesia memiliki potensi lahan rawa sebesar 33.4 juta hektare, namun terdapat beberapa faktor pembatas dalam pengelolaannya, di antaranya kemasaman tanah yang tinggi.

"Selain itu infrastruktur lahan dan air yang masih sangat terbatas dan belum berfungsi dengan optimal. Biaya usaha tani di lahan rawa juga tinggi," kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.

Syahrul menjelaskan, rendahnya produktivitas tanaman di daerah rawa dapat disebabkan oleh kurangnya suplai air ke sawah dan pupuk dolomit untuk menyuburkan lahan. 

"Maka diperlukan upaya optimasi lahan pertanian di lahan rawa dengan mengoptimalkan pertanian dilahan rawa menjadi lahan pertanian produktif, yaitu melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan," jelas Syahrul.

Syahrul menambahkan, kegiatan optimasi lahan rawa fokus pada perbaikan infrastruktur lahan dan air.

"Dengan prioritas pada kegiatan perbaikan tata air mikro, rehabilitasi atau pembangunan pintu-pintu air, pembangunan atau pembenahan infrastruktur lainnya di lahan rawa, serta peningkatan kualitas atau kesuburan lahan rawa," katanya.

Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, pada tahun 2019 Provinsi Kalimantan Selatan dialokasikan kegiatan optimasi lahan rawa seluas 120.000 hektare di sembilan kabupaten.

Dengan teknologi, kata Sarwo, lahan rawa mampu meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200, dan juga produktivitas, manfaatnya terasa bahkan hingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

"Jika minimal luasan yang ditanam mencapai 80.000 Ha dengan provitas 5 ton perhektare maka dapat menambah produksi mencapai 400.000 Ton, jika terus bisa dilakukan pertanaman kembali di musim tanam kedua program opla rawa ini dapat memberikan nilai tambah bagi petani," kata Sarwo.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, lokasi-lokasi yang masuk ke wilayah opla rawa akan mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian. Seperti herbisida, dolomit, benih, pupuk hayati, dan bantuan lainnya dari pemerintah.

Sarwo Edhy mengungkapkan, program ini merupakan upaya peningkatan peran petani dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani, penumbuhan dan pengembangan Kelompok Tani untuk melaksanakan Usaha Tani, serta pengembangan kawasan dan/atau cluster berbasis korporasi petani.

"Dengan pengelolaan air yang lebih baik, harapannya, sawah rawa bisa digarap sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan. Dengan begitu, petani bisa tidak hanya menanam padi sekali dalam setahun, tetapi dua atau tiga kali setahun," jelas Sarwo.

Gapoktan Surya Indah sebagai penerima bantuan di Desa Karang Indah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito ini mendapatkan alokasi kegiatan optimasi lahan dari Kementan pada Tahun 2019 untuk lahan seluas 493 hektare. Kegiatan yang dilakukan adalah normalisasi saluran, pintu air, gorong gorong dan diberikan bantuan alsintan.

Semula provitas panen di area ini sebesar 4 ton per hektare, namun setelah dilakukan optimasi lahan pertanian rawa IP meningkat jadi tanam yang semula 1 kali bisa menjadi 2 kali. Saat ini pada lahan seluas 400 ha ini ditanami dengan padi lokal seluas 350 ha dan 50 hektare untuk padi unggul. Dengan umur tanaman 60 hari.

Sementara pada lokasi optimasi lahan rawa yang dikelola oleh Gapoktan Setumpun di Desa Manarap Baru Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, kegiatan optimasi lahan telah dilakukan yaitu peninggian tanggul, pembersihan saluran, serta pembuatan jembatan dan pintu air.

Provitas panen yang semula 2.5 ton per hektare setelah dilakukan intervensi teknologi dan pengelolaan tata air melalui optimasi lahan rawa maka provitas panen saat ini meningkat hingga 4-5 ton per hektare.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Produksi Pertanian Lahan Rawa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :