Senin, 29/04/2024 08:52 WIB

Ditjenbun Optimistis Nilai Ekspor Perkebunan Tembus Rp1.000 Triliun 2024

UNTUK mendorong ekspor tiga kali lipat (2020-2024), Ditjen Perkebunan merancang program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing (Grasida) yang fokus pada tujuh komoditas, yaitu kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala dan vanili

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo didampingi Dirjen Perkebunan, Kasdi Subagyono dalam menghadiri acara Akselerasi Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Perkebunan (Graties) yang puluhan eksportir di Auditorium Gedung D, Kantor Pusat Kementan, Jakarta Rabu (8/1).

Jakarta, Jurnas.com - Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan), khususnya di sub sektor perkebunan mampu meningkat tajam hingga Rp1.000 triliun dalam kurun lima tahun ke depan (2024).

Demikian kata Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono saat memberikan sambutan Pertemuan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) Perkebunan 2020-2024, di Auditorium Gedung D, Kantor Pusat Kementan, Jakarta Rabu (8/1).

Kasdi menjelaskan, untuk mendorong ekspor tiga kali lipat (2020-2024), Ditjen Perkebunan merancang program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing (Grasida) yang fokus pada tujuh komoditas, yaitu kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala dan vanili.

"Jika setiap tahun peningkatan ekspornya 7% saja, maka dalam kurun waktu lima tahun ke depan potensi ekspor tersebut akan meningkat hingga Rp 1.000 triliun," ujar Kasdi.

Meski begitu, Kasdi mengatakan, untuk mendorong ekspor perkebunan meningkat tiga kali lipat tentu tak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Artinya, perlu bersama-sama stakeholder dan para eksportir untuk melakukan percepatan.

Kasdi juga mendorong petani melakukan budidaya sesuai good agriculture practice (GAP), membenahi tata cara memetik hasil kebunnya, mengolah, hingga pemasarannya.

Untuk mendukung pembiayaannya, pemerintah tengah menyiapkan kredit usaha tani (KUR) senilai Rp 50 triliun. Dari plafon kredit tersebut, sebanyak Rp20,37 triliun untuk sub sektor perkebunan.

"KUR ini kita harapkan dimanksimalkan karena bunganya hanya 6% per tahun. Kalau serapan KUR sektor pertanian selama ini belum signifikan, saat ini kita dorong. Soal jaminan, ada dari institusi, seperti lahan bisa dijadikan referensi perbankan," katanya.

KEYWORD :

Sektor Perkebunan Ekspor Perkebunan Kasdi Subagyono Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :