Senin, 29/04/2024 08:50 WIB

Bersama PUPUK, Kemenkop dan UKM Kembangkan Sektor UKM Berbasis Lingkungan

Kementerian Koperasi dan UKM bersama PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) sepakat mengembangkan UKM berbasis lingkungan atau yang biasa dikenal sebagai UKM hijau.
Dalam kerjasama ini, Kemenkop dan UKM akan mengaplikasikan model-model atau kluster yang selama ini dilakukan oleh PUPUK sebagai pendamping.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki usai Audiensi dengan Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Koperasi dan UKM bersama PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) sepakat mengembangkan UKM berbasis lingkungan atau yang biasa dikenal sebagai UKM hijau.

Dalam kerjasama ini, Kemenkop dan UKM akan mengaplikasikan model-model atau kluster yang selama ini dilakukan oleh PUPUK sebagai pendamping.

"Ada empat poin yang kami kerjakan bersama-sama Kemenkop dan UKM, pertama di sektor kehutanan, kita akan kembangkan kluster rotan," kata Seketaris Jendral PUPUK, Early Rahmawati usai bertemu dengan Menkop dan UKM Teten Masduki di Jakarta,  Selasa (7/1/2020).

Selanjutnya, di sektor kelautan, Kemenkop dan UKM bersama PUPUK akan mengembangkan kluster udang dan kepiting.

"Ketiga, pengembangan bio diversity atau keanekaragaman hayati, dan keempat kami diminta memgonsep semacam indigenous product international festival, atau festival internasional produk asli Indonesia," ujar  Early.

PUPUK sebagai organisasi non profit yang fokus pada pengembangan UKM berbasis lingkungan menilai perlunya dilakukan pengembangan ekonomi masyarakat berkelanjutan.

PUPUK sendiri memiliki visi usaha kecil yang kuat dalam struktur ekonomi Indonesia, serta kewirausahaan yang tumbuh berkembang berbasis kebudayaan nasional di berbagai sektor barang maupun jasa, sehingga melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan tangguh yang siap menghadapi persaingan global.

PUPUK juga memiliki misi melaksanakan program-program penguatan usaha kecil dengan basis potensi yang dimiliki oleh usaha kecil dan kebutuhan usaha kecil dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki Indonesia melalui berbagai pendekatan.

"Kami melihat sangat banyak produk asli indonesia yang ramah lingkungan dan  berkelanjutan. Nantinya kita akan kurasi dan akan kita bikin festival internasional," jelas Early.

Rencananya, festival itu akan digelar dalam 1 atau 2 tahun ke depan, dengan melibatkan sejumlah negara yang juga memiliki concern akan UKM yang berbasis lingkungan.

"Kami akan dorong `UKM hijau` ini untuk naik kelas, caranya dengan menjaga kualitas produk, skala produksi komoditas yang ekonomis  dan ramah lingkungan," ujar Early.

Produk Unggulan

Sementara itu, Menkop dan UKM, Teten Masduki memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan PUPUK selama ini dalam mendampingi pelaku UKM.

"Apalagi produk- produk yang didampingi PUPUK selama ini, seperti UKM sektor kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, menjadi produk unggulan Indonesia," ujar Menteri Teten.

Jadi, kata Menteri Teten, sudah sewajarnya kita harus mengembangkan produk asli bangsa indonesia.

"Bukan manufaktur semisal mobil sepeda motor, itukan limpahan produk luar karena butuh tenaga kerja maka di produksi di Indonesia," kata Menteri Teten.

Menteri Teten juga mendorong UKM berbasis lingkungan ini untuk bisa melakukan ekspor.

"Saya berencana membuat semacam kantor pemasaran bersama untuk UKM eksportir, kita akan buktikan UKM juga bisa merambah pasar luar negeri, dan itu sudah kita lakukan dan akan terus ditingkatkan," kata Menteri Teten.

Sekjen PUPUK Early Rahmawati juga menyatakan dukungannya pada upaya menggalakkan ekspor produk UKM.

"Saya kira rencana pak Teten itu merupakan terobosan yang brilian, untuk mengatasi salah satu kelemahan UKM dalam ekspor yaitu masalah kapasitas yang umumnya masih kecil," kata Early.

Early menambahkan sejumlah UKM yang didampingi PUPUK sudah melakukan ekspor diantaranya kripik ke Vietnam dan kaos kaki dari serat bambu ke Jepang.

KEYWORD :

PUPUK Teten Early Rahmawati




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :