Zinedine Zidane (Foto: Skysport)
Jakarta, Jurnas.com - Pertandingan persahabatan terakhir Real Madrid musim panas datang melawan AS Roma, dan Zinedine Zidane tampaknya berada dalam kekacauan taktis dimana manajer asal Prancis itu menggunakan dua sistem yang bertolak belakang selama pertandingan.
Pada awalnya Zidane menggunakan pengaturan ultra-defensif pada babak pertama kemudian berubah menjadi line-up menyerang yang termasuk Eden Hazard , Karim Benzema, Vinicius Junior dan Luka Jovic pada saat yang bersamaan.
Sayangnya untuk Los Blancos, mereka kebobolan dua gol melawan Giallorossi dan ini menambah total 18 gol kebobolan sepanjang pra-musim pertama Zidane yang kembali bersama klub.
Dalam tujuh pertandingan yang dimainkan, Los Merengues hanya menang dua dan ada juga masalah kecil dari kekalahan 7-3 dari Atletico Madrid yang telah meninggalkan noda gelap pada persiapan klub untuk kampanye baru.
Dilansir Marca, dengan hanya enam hari hingga dimulainya musim LaLiga Santander baru, tidak ada yang cukup yakin bagaimana Real Madrid akan dibentuk dalam pertandingan pertama mereka.
Perlu ada cara untuk menghentikan pendarahan di belakang, sementara masih ada kemungkinan penambahan lebih lanjut sebelum jendela transfer ditutup.
Melawan Red Bull Salzburg, Zidane memilih untuk memulai Eder Militao dan Casemiro dan pilihan-pilihan ini memfasilitasi perpindahan dari formasi 4-3-3 yang telah menjadi masalah standar di sepanjang dua musim Zidane sebagai pelatih.
Valencia Tuntut Rodrygo soal Kebohongan Rasisme
Solid 5-3-2 yang lebih defensif adalah urutan melawan Red Bull Salzburg dan Roma, atau setidaknya itu seharusnya secara teori.
Peluang masih tersedia untuk raksasa Spanyol pada hari Minggu, dan ini adalah sesuatu yang Real Madrid harus diberantas jika mereka ingin sukses di musim ini.
KEYWORD :Real Madrid Zinedine Zidane
