Senin, 29/04/2024 09:07 WIB

Sekda Dewa Indra: Jadikan Nilai Budaya Sebagai Benteng Diri Cegah Fraud

Kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini di satu sisi memberi nilai positif bagi kehidupan manusia. Namun, disisi lain juga memberi efek negatif seperti adanya praktek fraud baik itu berupa kecurangan, penipuan dan perbuatan licik hingga korupsi.

Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam sambutannya pada acara National Anti Fraud Conference (NAFC) di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Badung, Rabu (10/7).

Jakarta, Jurnas.com - Kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini di satu sisi memberi nilai positif bagi kehidupan manusia. Namun, disisi lain juga memberi efek negatif seperti adanya praktek fraud baik itu berupa kecurangan, penipuan dan perbuatan licik hingga korupsi yang tidak hanya terjadi dalam dunia perbankan, pemerintahan, tapi hampir disetiap lini kehidupan masyarakat.

Untuk itu, dalam upaya mencegah, meminimalisir terjadinya fraud, kita harus kembali pada nilai nilai budaya luhur yang kita miliki  dan menjadikan hal tersebut sebagai benteng diri untuk mencegah tindakan fraud.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam sambutannya pada acara National Anti Fraud Conference (NAFC) di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Badung, Rabu (10/7).

"Dalam Agama Hindu kita mengenal dengan adanya sekala  dan niskala, perbuatan yang kita lakukan secara sekala nantinya akan kita pertanggung jawabkan secara niskala, ada hukum karma phala. Untuk itu kita jadikan nilai budaya yang sangat kuat ini sebagai benteng, mencegah kita dari segala bentuk tindakan fraud," imbuhnya.

Lebih jauh, Dewa Indra menyampaikan Pemprov Bali melalui visi Nangun Sat kerthi Loka Bali sangat sejalan dalam berbagai upaya mencegah dan meminimalisir terjadinya praktek fraud khususnya di Pemerintahan.

Menurutnya, Pemprov Bali selalu terbuka bahkan mendorong partisipasi seluruh komponen masyarakat dengan meningkatkan partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemprov Bali telah membangun sistem perencanaan dan penganggaran secara online melalui aplikasi e-planning dan e-budgeting.

Dengan demikian, pemerintahan diharapkan dapat berjalan dengan bersih, bertanggung jawab dan tentu saja tidak ada praktek fraud didalamnya.

“Kita berkomitmen mewujudkan good governance, pemerintahan yang transparan tanpa ada praktek fraud didalamnya. Mari kita bekerja dengan sebaik baiknya membangun sistem yang bersih dan berintegritas," tuturnya.

NAFC 2019 yang dibuka secara resmi oleh Sekda Dewa Indra yang ditandai dengan pemukulan gong ini berlangsung dari tanggal 10-11 Juli 2019 ini mengangkat tema “Embracing Technology to Sustain Economic Growth – Anti Fraud Perspective”.

Konferensi yang dihadiri oleh pihak Perbankan, BUMN, para auditor, pemerintah maupun para mahasiswa ini juga diisi dengan panel diskusi serta seminar dengan menghadirkan pembicara dari Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan RI Dr. Agus Joko Pramono, M.Acc., Ak., CA.

KEYWORD :

Info Bali Gubernur Bali Wayan Koster




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :