Jum'at, 26/04/2024 17:55 WIB

Rencana Perdamaian Yaman Terancam Gagal

Penolakan mereka untuk duduk bersama menyoroti kesulitan dalam mengimplementasikan kesepakatan yang diperantarai PBB.

Pembicaraan antara pihak yang berperang di Yaman di Swedia adalah yang pertama sejak 2016 (Foto: Jonathan Nackstrand/AFP)

New York - Pemberontak Houthi dan perwakilan pemerintah Yaman tidak bertemu langsung di kota pelabuhan Hodeidah selama sepekan terakhir kendati ada rencana perdamaian yang belum lama ini dilakukan.

Demikian kata juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephane Dujarric, Selasa  (15/1), seperti dilansir Jurnas.com dari Al Jazeera.

Patrick Cammaert dari PBB telah dipaksa untuk "antar-jemput" pihak pemberontak dan pemerintah, yang telah dua kali bertemu bersama di bawah Komite Koordinasi Penempatan Kembali (RDC) sebelum pembicaraan langsung itu gagal, kata PBB.

Penolakan mereka untuk duduk bersama menyoroti kesulitan dalam mengimplementasikan kesepakatan yang diperantarai PBB, dicapai antara pemerintah dan pemberontak pada 13 Desember di Rimbo, Swedia.

Dujarric mengatakan bahwa pertemuan Cammaert bertujuan menemukan solusi yang dapat diterima bersama untuk penempatan pasukan dari tiga pelabuhan dan bagian-bagian penting kota yang terkait dengan fasilitas kemanusiaan.

Di bawah ketentuan kesepakatan Rimbo, Houthi diharapkan menyerahkan kendali atas pelabuhan Hodeidah, Saleef dan Ras Isa kepada pasukan keamanan lokal, Cammaert dan utusan pemerintah yang didukung Saudi. Namun, kedua belah pihak tidak setuju atas perjanjian itu.

KEYWORD :

Arab Saudi Yaman Perang Saudara Houthi Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :