Penggalangan dana yang dilakukan Sandek Sulbar bersama sejumlah organisasi pemuda di jalan lebak bulus, Jakarta Selatan, Senin (01/10)
Jakarta – Gempa bumi yang berkekuatan 7,4 skala ricther menimpa wilayah Palu Sulawesi Tengah, Jumat malam (28/09) menyisakan luka pilu bagi masyarakat Indonesia. Tak ayal bencana alam tersebut pun mengundang simpati banyak kalangan, salah satunya dari Serikat Akademisi Sulawesi Barat (Sandek Sulbar) di Jakarta yang turun ke jalan melakukan aksi penggalangan dana pada Senin (01/10).
Penggalangan dana ini dilakukan oleh puluhan pemuda dan pemudi yang merupakan mahasiswa asal Sulbar dengan bergantian menyodorkan kotak bertuliskan peduli Palu kepada para pengemudi motor maupun mobil saat lampu merah mulai menyala di sekitar jalan lebak bulus, Jakarta Selatan.
Aksi itu pun menarik perhatian dari pengguna jalan yang tergerak hatinya untuk membantu para korban gempa di Palu-Donggala, sehingga mereka tak segan menyisakan sedikit rezeki yang diserahkan kepada para pemuda tersebut.
Ketua Sandek Sulbar, Hasrullah menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan murni inisiatif dari teman-teman yang tergerak hatinya untuk membantu para korban gempa di Palu. Menurutnya, kegiatan ini adalah sesuatu yang memang seharusnya dilakukan oleh para pemuda sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama untuk bisa membantu meringankan beban para korban yang saat ini sangat membutuhkan bantuan.
“Ini adalah suatu langkah nyata yang dilakukan teman-teman untuk ikut serta membantu para saudara-saudara kita (korban gempa) yang saat ini sangat membutuhkan pertolongan,” ujar Hasrullah kepada Jurnas.com saat ditemui di sela-sela aksi penggalangan dana tersebut di Jakarta, Senin (01/10).
Pria asal Polewali Mandar, Sulbar itu menambahkan bahwa hasil dari penggalangan dana tersebut nantinya akan diserahkan langsung oleh relawan yang akan dikirim ke lokasi gempa setelah semua dana telah terkumpul.
“Rencananya, dana yang terkumpul akan kami kirim langsung nantinya melalui relawan yang akan dikirim dari Jakarta. Selain menghindari adanya oknum, kita juga ingin memastikan bantuan tersebut benar-benar sampai kepada pihak yang membutuhkan,” ujar alumni Sekolah Tinggi Filsafat Islam tersebut.
“Apalagi banyak oknum-oknum yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk kepentingan pribadi,” tambahnya.
Aksi tersebut pun menuai banyak pujian, salah satunya dari Mabrur Inwan salah satu dosen di sebuah universitas di Jakarta yang merupakan putra asli daerah Sulbar. Menurut Mabrur, aksi peduli gempa Palu oleh Mahasiswa Sandek Sulbar patut diapresiasi, sebab ia memainkan fungsi utamanya sebagai mahasiswa yaitu “guardian of value” yaitu menjaga nilai, dalam hal ini nilai persaudaraan sesama anak bangsa yang hidup dan tumbuh di bumi pertiwi.
“Kita semua punya kewajiban yang sama untuk empati pada derita atau bencana saudara siapa pun orangnya, mereka menangis karena derita, kekurangan sandan, kewajiban kita meringankan bebannya dengan upaya tenaga, pikiran hingga materi. Saya pikir mahasiswa Sandek Sulbar Jakarta terketuk nilai kemanusiaannya sehingga harus turun menggalang dana,” tutur Mabrur.
Dalam aksi penggalangan dana tersebut, Sandek Sulbar juga dibantu oleh beberapa organisasi pemuda lainnya di antaranya Keluarga Sulawesi Sadra (KSS), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Pemuda Nusantara (Pena).
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 skala ricther mengguncang warga Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9). BMKG melaporkan bahwa gempa berpusat di darat pada kedalaman dangkal wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, yang dirasakan hingga ke Sulawesi Selatan.
Setelah diguncang gempa, kemudian disusul tsunami dengan ketinggian 1,5 meter. Hingga saat ini, jumlah korban gempa dan tsunami mencapai 844 orang. Hal itu berdasarkan data yang diperoleh dari BNPB.
KEYWORD :Gempa Palu Sandek Sulbar
