Senin, 29/04/2024 05:27 WIB

Manjakan Petani, Menteri Amran Lepas Pengering Jagung Berpindah

Mobil Pengering Jagung (Mobile Corn Dryer) siap datang menjemput jagung di lokasi sentra produksi bahkan hingga ke pelosok, Jakarta (3/8).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Foto: Supi/Jurnas.com)

Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas Mobil Pengering Jagung (Mobile Corn Dryer) yang siap datang menjemput jagung di lokasi sentra produksi bahkan hingga ke pelosok, Jakarta (3/8).

Mobil Pengering Jagung ini memiliki kapasitas 1 ton per jam dan akan bergerak dari satu lokasi sentra produksi ke sentra produksi lainnya untuk membantu para petani jagung di Indonesia.

"Alhamdulillah hari ini putra terbaik bangsa menemukan alat pengering jagung pertama di Indonesia. Ini adalah 100 persen produksi dalam negeri buatan anak bangsa," ujar Amran usai melepas Mobil Pengering Jagung perdana di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.

Selama ini petani sering mengeluh saat musim hujan merugi karena kadar air tinggi sehingga mempengaruhi harga jual di petani. Mobil Pengering Jagung ini merupakan solusi bagi permasalahan pasca panen jagung saat musim hujan.

"Kami merevisi anggaran sebesar Rp1 triliun untuk petani Indonesia. Nantinya kami alokasikan 1000 unit dryer untuk petani yang ada di daerah sentra produksi, diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Dompu, NTB, Gorontalo, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara," ujar Mentan.

Putra Bone itu menyebutkan bahwa ini merupakan sejarah baru bagi pertanian Indonesia. Selama ini jagung yang didatangkan ke pabrik pengering jagung. Tapi dengan inovasi baru MCD, Mobil Pengering Jagung siap datang menjemput jagung di lokasi sentra produksi.

Ditempat yang sama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita menyampaikan, dalam produksi pakan unggas, jagung merupakan komponen penting karena berkontribusi sekitar 40 persen dalam formulasi pakan.

Hal ini merupakan pasar yang besar dan potensial bagi komoditas jagung domestik. Sebagai gambaran, jika produksi pakan tahun 2018 sekitar 19,4 juta ton, maka setidaknya dibutuhkan jagung sekitar 7,8 juta ton.

"Sayangnya, dahulu pasar komoditas jagung diisi oleh impor. Pada tahun 2015, Indonesia impor jagung sebanyak 3,5 juta ton dengan nilai sekitar Rp 10 triliun. Melalui program UPSUS Pajale serta koordinasi dan sinergi dari semua pihak, Indonesia bisa membalikkan keadaan," ujar Ketut.

Tahun 2016, impor jagung turun 62 persen, selanjutnya 2017 tidak ada impor jagung dan pada Tahun 2018, ekspor ke berbagai negara melalui Provinsi Sulawesi Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah

KEYWORD :

Kementan Andi Amran Sulaiman jagung dryer




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :