Senin, 29/04/2024 07:03 WIB

Hati-hati Kepala Kebentur, Ini Resikonya

Cedera pada bagian kepala yang serius dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran.

Ilustarasi gejala sakit kepala penderita Hipertensi (Foto: Nova)

Jakarta - Cedera pada bagian kepala yang serius dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran. Demikian dikemukakan, profesor kedokteran geriatrik di Universitas Umea di Swedia. 

Cedera traumatis pada otak, seperti gegar otak akibat tabrakan olahraga atau kecelakaan kendaraan bermotor, sangat berhubungan dengan risiko demensia jangka pendek. Namun penelitian baru ini menemukan, walaupun risikonya berkurang seiring berjalannya waktu, tapi ternyata penyakitnya masih berlanjut selama bertahun-tahun.

"Temuan utama adalah hubungan kuat antara cedera otak traumatis sebelumnya dan risiko demensia," kata penulis senior studi Peter Nordstrom.

Ini bukan studi pertama. Sejumlah penelitian terhadap atlet profesional, seperti pemain sepak bola, petinju dan pejuang seni bela diri campuran menemukan masalah otak yang serius belakangan ini. Ini termasuk demensia atau ensefalopati traumatik kronis, atau CTE, penyakit otak degeneratif.

Seperti penelitian sebelumnya, yang satu ini belum bisa membuktikan hubungan sebab-akibat atau menunjukkan bagaimana cedera otak (TBI) bisa memicu demensia belakangan.

Namun, studi ini meneliti penduduk di Swedia. Sekitar 3,3 juta orang berusia 50 atau lebih di tahun 2005. Dari kelompok tersebut, para peneliti menemukan lebih dari 164.000 orang yang memiliki luka otak cukup serius dirawat di departemen gawat darurat dari tahun 1964 hinga 2012. Selam studi itu berlanjut sekitar 136.000 orang yang didiagnosis menderita demensia. 

Selama tahun pertama setelah cedera kepala, risiko demensia sekitar empat sampai enam kali lipat lebih tinggi. Resiko turun dengan cepat, namun tidak pernah kembali normal. Bahkan 30 tahun setelah cedera otak, kemungkinan demensia 25 persen lebih tinggi

Daniel Kaufer adalah direktur program gangguan memori di University of North Carolina di Chapel Hill. Ia mengatakan "Studi ini dengan jelas menggambarkan bahwa TBI adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan dan lacak."

"Orang benar-benar mulai memperhatikan TBI dan tidak menganggapnya enteng," Kaufer menambahkan.

Sementara penelitian berlanjut, para ahli menyarankan untuk mengambil langkah-langkah untuk menghindari TBI sebisa mungkin. Beberapa orang mungkin memilih untuk berhenti bermain olahraga kontak, atau tidak membiarkan anak mereka bermain. "Saya pikir kita akan melihat lebih banyak dari itu," kata Kaufer.

Yang paling penting untuk diingat, bagaimanapun, adalah melindungi kepalamu. Itu sering bisa dilakukan dengan memakai helm saat berpartisipasi dalam kegiatan seperti mengendarai sepeda motor atau sepeda, katanya.

KEYWORD :

Cedera Otak Demensia Peter Nordstrom




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :