Rabu, 01/05/2024 20:45 WIB

Hal Yang Perlu Diketahui dari Sosok Daoed Joesoef

Meninggal karena faktor usia yang sudah tua dan jantung.

Mantan Menteri Pendidikan era Presiden Soeharto, Daoed Joesoef

Jakarta - Kabar duka tersiar pagi ini. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Presiden Soeharto, Daoed Joesoef meninggal dunia pada Selasa (23/1) pukul 23.55 WIB pada usia 91 tahun.

Jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka, Jalan Bangka VII Dalam Nomor 14, Jakarta Selatan, dan akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat.

Meninggal karena faktor usia yang sudah tua dan jantung, Joesoef meninggalkan seorang istri, Sri Sulastri dan seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti, menantu, dan dua orang cucu. Ini yang perlu diketahui tentang sosok Daoed Joesoef.

1. Dia dilahirkan di Medan Sumatera pada 8 Agustus 1926 dari pasangan Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah asal Jeron, Beteng, Yogyakarta. Menikah dengan Sri Sulastri yang dikaruniai anak dinama Sri Sulaksmi Damayanti.

2. Peroleh gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Indonesia tahun 1959. Kemudian melanjutkan studi ke Sorbonne, Perancis dengan meraih dua gelar doktor pada bidang Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional serta Ilmu Ekonomi.

3. Salah satu pendiri  CSIS (Centre for Strategic and International Studies), sebuah tangki pemikir yang banyak dimanfaatkan sumbangannya oleh pemerintahan Orde Baru.

4. Tahun 1978 sampai 1983 oleh Presiden Soeharto ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

5. Saat menjabat sebagai Mendikbud, Daoed Joesoef terkenal karena memperkenalkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang bertujuan membersihkan kampus dari kegiatan politik.

6. Keputusan NKK/BKK jadi kontroversial. Mahasiswa tidak boleh melakukan kegiatan bernuansa politik. Jika ada yang nekat, sanksi keras berupa pemecatan sudah disiapkan oleh birokrasi kampus, yang juga ditekan pemerintah. Kebijakan itu pun disertai pembubaran Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa di tiap perguruan tinggi.

7. Aktif menulis buku, antara lain: Emak: penuntunku dari Kampung Darat sampai Sorbonne (2003), Teman duduk: kumpulan cerita pendek (2016), 10 wacana tentang aneka masalah kehidupan bersama: pikiran & gagasan Daoed Joesoef (2011), Dia dan aku: memoar pencari kebenaran (2006), Mama (2015), Borobudur: warisan umat manusia (2015), Borobudur, Human Heritage Dua renungan tentang manusia, masyarakat, dan alam semesta (1990), Seratus tahun pascapemugaran Candi Borobudur (2013), Borobudur (2004),  Tino Sidin: guru gambar dan pribadi multi dimensional (2014),  Studi strategi: logika ketahanan dan pembangunan nasional (2014)

KEYWORD :

Daoed Joesoef Obiatuary Mendikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :