Sabtu, 27/04/2024 23:17 WIB

Internasional

Unicef : 15.000 Anak Balita Meninggal Setiap Hari

Sekitar 60 juta anak-anak akan meninggal antara 2016 dan 2030 dari penyakit yang dapat disembuhkan

Ilustrasi bayi yang membutuhkan gizi (Money Sharma/AFP)

Jakarta - Perserikatan Bangsa Bangsa pada Kamis merilis, sebanyak 15.000 anak berusia di bawah lima tahun meninggal setiap hari di seluruh dunia dari penyakit yang dapat dicegah.

Pneumonia, diare dan malaria menempati urutan teratas daftar pembunuh anak yang bisa dicegah. Namun menurut laporan PBB tingkat kematian disebabkan oleh kekurangan gizi, yang  membuat anak-anak lebih rentan terhadap penyakit.

Laporan tersebut menyebut beberapa negara Afrika dan Asia Selatan kurang protektif dalam memberikan perawatan lebih baik terhadap anaknya, dan diperkirang sekitar 60 juta anak-anak akan meninggal antara 2016 dan 2030 dari penyakit yang dapat disembuhkan.

Pada 2016, diperkirakan 5,6 juta anak meninggal sebelum mencapai ulang tahun kelimanya, menurut Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Organisasi Kesehatan Dunia dan Bank Dunia dalam laporan tersebut.

Afrika Sub-Sahara memiliki angka kematian bayi tertinggi dengan rata-rata 79 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran pada 2016. Namun India memiliki jumlah korban tertinggi dengan lebih dari 850.000 kematian, sementara Nigeria berada di urutan kedua dengan lebih dari 450.000.

India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, China dan Niger menyumbang setengah dari kematian tersebut.

Sebuah KTT dunia pada 2015 menetapkan target 2030 mengurangi jumlah kematian balita menjadi kurang dari 25 untuk setiap 1.000 kelahiran. Sekarang 41 per 1.000 telah dipotong dari 93 pada  1990.

Di tengah keraguan target tersebut akan tercapai, laporan tersebut mengatakan lebih dari 50 negara, terutama di Afrika, tertinggal dalam memperbaiki akses terhadap perawatan dan fasilitas medis.

"Jika tren saat ini berlanjut, lebih dari 60 juta anak di bawah usia lima tahun akan meninggal antara tahun 2017 dan 2030, sekitar setengah dari mereka adalah bayi yang baru lahir," katanya.

Laporan tersebut juga menyoroti perbedaan antara tingkat kematian anak laki-laki dan perempuan di beberapa negara Asia. Jumlah negara dengan kesenjangan angka kematian gender yang signifikan dipangkas dari 19 menjadi 11 antara tahun 1990 dan 2016.

"Di beberapa negara, risiko kematian sebelum usia lima tahun untuk anak perempuan secara signifikan lebih tinggi daripada yang diharapkan berdasarkan pola global," kata laporan tersebut, tanpa memberikan alasan.

"Negara-negara ini terutama terletak di Asia selatan dan Asia barat."

Ada preferensi budaya tradisional untuk anak laki-laki di beberapa negara Asia di mana aborsi selektif merajalela dan laki-laki sering mendapat preferensi untuk perawatan medis dan makanan, demikian di lansir AFP, Kamis (19/10)

KEYWORD :

Anak UNICEF Afrika Asia Selatan Gizi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :