Minggu, 28/04/2024 05:03 WIB

Ormas Islam Dinilai Dapat Perangi Teroris

Ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU dinilai merupakan simbol dari Islam yang damai.

KH Said Aqil Sirodj/antara

Jakarta - Ormas-ormas Islam di Indonesia dinilai perlu dalam terjun langsung memerangi terorisme. Di antara ormas islam yang dinilai pas `menjewer` atau mengingatkan kelompok teroris adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Demikian disampaikan Peneliti kajian stratejik intelijen Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib. Ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU dinilai merupakan simbol dari Islam yang damai.

"Kemudian tadi soal jewer menjewer (mengingatkan kelompok teroris), kalau menurut saya ormas Islam yang paling pas untuk menjewer. Karena Muhammadiyah, NU, FPI, Persis, adalah ormas Islam yang menjadikan nama Islam itu menjadi Indah. Coba misalkan ada gerakan demonstrasi yang viral seperti 212, Monas hingga Thamrin putih semuanya melawan terorisme. Islam kemudian menjadi indah karena menjadi agama yang damai," ujar Ridlwan Habib dalam diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017).

Disisi lain, sambung Ridlwan, revisi UU terorisme yang akan digolkan harus bisa mematikan ideologi teroris. Jika tidak, kata Ridlwan, masyarakat akan terus menerus melakukan upaya balas dendam lantaran banyak terduga yang ditangkapi polisi.

"Kalau tak ditangkal, akan konflik di akar rumput. Nanti (tindakan terorisme) dianggap rekayasa, ini harus dipertanyakan lagi ke DPR," ujar dia.

Bukan tanpa sebab hal itu disampaikan Ridlwan. Pasalnya, selama ini Undang-Undang tentang terorisme hanya mengatur penindakan saja. Namun, meski banyak teroris yang telah ditangkap, serangan teror tetap terjadi di Indonesia.

Karena itu, kata Ridlwan, upaya penangkapan ataupun tindakan represif masih kurang tepat dalam menangani teroris hingga ke akar rumput. Bahkan, upaya itu dapat menimbulkan tindakan balas dendam dari teroris lain.

"Penangkapan bukan solusi, kalau represif bisa memicu semangat balas dendam. Kasus di Lampung 2010, Wahono, dia gagal menikah, adiknya menggantikan menikah. (Wahono) dibawa ke Jakarta, diinterogasi, di Lampung, statusnya gagal menikah. Wahono ini viral dan menjadi bahan bakar yang lain untuk menuding polisi, aparat, represif kepada umat Islam," tandas Ridlwan.

KEYWORD :

NU Muhammadiyah terorisme




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :