Rabu, 01/05/2024 23:01 WIB

Bupati Tapanuli Utara Beberkan Resep Jitu Sejahterakan Desa

Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, menyebut ada banyak faktor yang menyebabkan desa kerap tertinggal dari kota.

Bupati Tapanuli Utama, Niksom Nababan, menerbitkan buku di Jakarta (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, menyebut ada banyak faktor yang menyebabkan desa kerap tertinggal dari kota. Ketertinggalan ini pula yang menjadi alasan banyak masyarakat desa memilih melakukan urbanisasi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.

Salah satu faktor tersebut ialah kurang maksimalnya upaya pemerintah daerah dalam membangun desa. Selain itu, pembangunan juga semestinya dirancang sesuai dengan kebutuhan desa alih-alih menunggu instruksi dari pemerintah.

"Pembangunan itu semestinya bersifat bottom-up atau dari bawah ke atas, dimulai dari desa," kata Nikson saat meluncurkan buku `Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari: Membangun Desa Berbasis Data Presisi` di Jakarta pada Selasa (16/4) lalu.

Berasal dari kegundahan itu, Nikson berhasil mengelaborasi potensi dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut dia, ada sektor-sektor prioritas yang harus mendapatkan perhatian khusus karena akan berefek domino pada kesejahteraan masyarakat. Sektor tersebut adalah infrastruktur, pertanian, kesehatan, dan pendidikan.

Nikson memfokuskan anggaran daerah, baik dari pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi khusus (DAK), dana insentif daerah (DID), dan berbagai sumber lain untuk empat sektor tersebut.

Pada awal periode pertama menjabat Bupati Tapanuli Utara di 2014, Nikson menggulirkan dana sebesar Rp60 juta untuk setiap desa guna pembangunan fisik.

Ketika pembangunan infrastruktur sudah berangsur membaik, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini kemudian mendorong masyarakat agar mengolah dan mengelola `lahan tidur` yang ada di sekitarnya.

"Pemerintah daerah menyiapkan sembilan unit traktor besar untuk pengolahan lahan seluas dua hektare ke bawah," ungkap dia.

Kini, sudah lebih dari 16 ribu hektare lahan yang dikelola oleh masyarakat, sehingga angka pengangguran turun dan disparitas kesejahteraan berkurang. Itu pula yang menyebabkan Tapanuli Utara menjadi juara dalam pengelolaan lahan tidur.

Dalam menerapkan berbagai perencanaan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara tadi, Nikson mencetuskan metode NIKSON yang merupakan singkatan dari Needs, Innovation, Knowledge, Synergy, Operation, dan Norm. Ini merupakan metode perencanaan pembangunan yang muncul dari bawah atau bottom-up berbasis data presisi.

"Semoga buku ini bisa menjadi referensi kebijakan pemerintah ke depan," kata Nikson.

Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Khasan Effendy mengatakan perencanaan pembangunan model NIKSON merupakan model Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) baru di era reformasi.

Dengan begitu, Khasan melanjutkan, pemerintahan yang berjalan dengan siapapun pemimpinnya, dapat menerapkan model tersebut.

Dia menyontohkan, model NIKSON memiliki huruf pertama N singkatan dari Needs (kebutuhan). "Artinya bagi masyarakat, yang terpenting adalah needs atau kebutuhan mereka harus dipenuhi," tutup Khasan.

KEYWORD :

Tapanuli Utara Nikson Nababan Resep Jitu Desa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :