Selasa, 14/05/2024 06:31 WIB

Anggota TIMNAS AMIN Tegaskan Take Down Videotron Ciderai Demokrasi

Berbeda pilihan dalam politik adalah hal biasa, tetapi apa yang terjadi pada kasus penghentian penayangan vediotron AMIN, sudah melukai demokrasi.

Anggota Dewan Penasihat Timnas AMIN dan Presidium Perhimpunan Aktivis 1998 (PA 98) Pdt. Frans Immanuel Saragih. Foto: dok jurnas

JAKARTA, Jurnas.com – Anggota Dewan Penasihat Timnas AMIN, Frans Immanuel Saragih menegaskan bahwa take down atau penghentian penayangan videotron pasangan Capres/Cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) beberapa waktu lalu, di Jakarta dan Bekasi, Jawa barat, sangat menciderai demokrasi.

“Kalau sudah pernah tayang dan tiba tiba berhenti sedangkan masa tayang masih ada maka ini harus diselidiki.Pihak Bawaslu juga jangan tinggal diam, harus menyelediki,” kata Frans di Jakarta, Jumat (19/1/2024).

Aktivis 98 yang juga Presidium Perhimpunan Aktivis (PA) 98 ini mengatakan, berbeda pilihan dalam politik adalah hal biasa, tetapi apa yang terjadi pada kasus penghentian penayangan vediotron AMIN, sudah melukai demokrasi.

“Saya sebagai Presidium PA 98 merasakan demokrasi yang kami perjuangkan tahun 98 kembali dilukai pada peristiwa ini. Demokrasi harus seluas luasnya diberikan kepada rakyat Indonesia, termasuk dalam proses Pemilu yang sedang berlangsung. Setiap Paslon Capres memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam proses demokrasi ini. Begitu juga dengan pendukungnya,” kata Frans.

“Saya mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk menghargai proses demokrasi yang sudah tumbuh di Indonesia. Jangan biarkan ada yang merusak demokrasi kita. Mari kita selamatkan demokrasi kita,” tutup Frans yang juga maju sebagai Caleg DPRD DKI dari NasDem wilayah Jakarta Pusat ini.

KEYWORD :

Frans Immanuel Saragih AMIN Aktivis 98 Videotron




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :