Selasa, 14/05/2024 15:42 WIB

Tefa SMK Muhammadiyah 2 Malang Siapkan Siswa Jadi Enterpreneur

Kepala SMK Muhammadiyah 2 Malang, Lukman Hakim mengatakan, pihaknya kini memiliki Smud`s Mart

Siswa merapikan produk di Tefa Smud`s Mart (Foto: Muti/Jurnas.com)

Malang, Jurnas.com - SMK Muhammadiyah 2 Malang berkomitmen menyiapkan lulusan siap bekerja. Salah satunya melalui Teaching Factory (Tefa) yang mendorong peserta didik memiliki kemampuan enterpreneurship sejak masih di bangku sekolah.

Kepala SMK Muhammadiyah 2 Malang, Lukman Hakim mengatakan, pihaknya kini memiliki Smud`s Mart, minimarket yang menjadi `laboratorium` atau kelas industri bagi para peserta didik lintas jurusan untuk mengembangkan wirausaha.

Layaknya minimarket pada umumnya, minimarket Smud`s Mart menyediakan berbagai kebutuhan sekolah maupun rumah tangga. Bahkan, di minimarket ini terpajang pula sejumlah produk karya para siswa, yakni kopi, sabun pencuci piring, hingga minuman kunyit.

"Jurusan Desain Komunikasi Visual juga punya beberapa produk di Smud`s Mart, misalnya pesanan mug dan pakcging, serta souvenir haji dan pernikahan," terang Lukman di sela-sela Press Tour Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) beberapa waktu lalu.

Supaya Smud`s Mart tetap berstandar industri, SMK Muhammadiyah 2 Malang menjalin kemitraan dengan tiga industri, yaitu CV Royal Jaya, PT Ramayana, dan Transmart. Menurut Lukman, sinergi ini cukup strategis untuk menguatkan Smud`s Mart dan membekali siswa dengan kompetensi yang dibutuhkan.

"Alhamdulillah, Smud`s Mart bisa kolaborasi dengan berbagai pihak dan memberikan proses pembelajaran kepada siswa. Tefa itu kan menghadirkan industri di sekolah, jadi anak-anak bisa mengimpmlentasikan keilmuan secara langsung. Dari situ, bagaimana ilmu tentang display, menata barang, dan lain sebagainya," imbuh Lukman.

Pada 2021 lalu, SMK Muhammadiyah 2 Malang memperoleh program SMK Pusat Keunggulan dari Ditjen Diksi Kemdikbudristek, dalam rangka meningkatkan kemitraan (link and match) dengan industri. Jumlahnya mencapai Rp200 juta untuk pembelajaran.

Setahun setelahnya, lanjut Lukman, jumlah meningkat menjadi Rp800 juta dengan skema pemadanan industri. Seluruh bantuan pendanaan ini difokuskan untuk melengkapi fasilitas dan peralatan.

"Sedangkan untuk 2023 kami mendapatkan yang lanjutan dengan bantuan senilai Rp125 juta," papar Lukman.

Sementara itu, Pengembang sekaligus Penanggung Jawab Sistem Penjaminan Mutu Internal SMK Muhammadiyah 2 Malang, Nur Cholis menyampaikan, pihaknya telah menerapkan 8+i dalam rangka menyinergikan pendidikan vokasi dan kebutuhan industri.

Penyelarasan kurikulum dengan industri dan program guru magang juga diterapkan guna meminimalisasi gap dengan industri.

"Siswa juga magang sampai dapat sertifikat industri. I-nya kami cari terobosan sebuah bantuan CSR keberpihakan industri ke sekolah dalam bentuk beasiswa, ataupun peningkatan SDM dari siswa yang bersangkutan," kata Nur Cholis.

Kehadiran Tefa dirasakan oleh Muhammad Adi Prasetyo, siswa jurusan pemasaran SMK Muhammadiyah 2 Malang. Saat ini, dia memimpin sekelompok siswa memproduksi minuman kunyit dengan bimbingan sejumlah guru pendamping.

Tak hanya menambah wawasan, Adi menuturkan, dari Tefa ini dia mengaku memiliki gambaran tentang dunia wirausaha, setelah mempelajari trik produksi dan pemasaran.

"Setelah lulus saya lebih pengin bekerja gitu. Terus kalau selesai sudah keterima kerja, saya pengin buka usaha sendiri," tutup Adi.

KEYWORD :

SMK Muhammadiyah 2 Malang Lukman Hakim Teaching Factory Wirausaha




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :