Senin, 29/04/2024 06:44 WIB

Nihil Solusi Inflasi di Intan Jaya, Mahasiswa Duduki Bandara Nabire Boikot Penerbangan

Ratusan mahasiswa asal Intan Jaya, Papua dari 17 studi duduki Bandara Nabire. 

Mahasiswa duduki Bandar Udara Nabire, Boikot Penerbangan Nabire. (Foto: Jurnas/Ist)

Nabire, Papua, Jurnas.com- Ratusan mahasiswa asal Intan Jaya dari 17 kota studi yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Asal Intan Jaya se- Indonesia mendatangi Kantor Bandar Udara Nabire, Papua Tengah, Rabu (10/10). Mereka menuntut agar pemerintah segera menurunkan harga tiket Nabire - Intan Jaya yang melambung tinggi hingga Rp 4 Juta yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok di Intan Jaya naik drastis. Mahasiswa bahkan mengancam jika situasi ini tidak berubah mereka akan menduduki bandara dan memboikot penerbangan dari Nabire ke Intan Jaya.

Koordinator Lapangan Aksi Solidaritas Mahasiswa Asal Intan Jaya se-Indonesia Epison Sondegau dalam pernyataannya menegaskan aksi yang dilakukan ini merupakan yang kedua setelah aksi di Sugapa Intan Jaya beberapa waktu yang lalu. Mahasiswa menilai pemerintah daerah tidak serius menyelesaikan persoalan inflasi yang tidak bisa dikendalikan sehingga masyarakat saat ini mengalami kesulitan ekonomi, tidak mampu mengakses kesehatan dan juga pendidikan.

"Kami desak persoalan harga tiket yang naik ini harus segera diselesaikan. Sudah lama masyarakat Intan Jaya kesulitan karena harga-harga semua naik. Pemerintah daerah kalau tidak sanggup kami akan boikot penerbangan sampai ada solusi kembalikan harga tiket seperti semula," ungkap Epison kepada wartawan, Rabu (11/10).

Dia menyayangkan sampai saat ini pemerintah daerah, pihak swasta dan otoritas bandara tidak memberikan solusi pada masyarakat. Dia membeberkan, akibat harga tiket yang naik drastis ini, harga BBM 5 liter mencapai Rp 1 juta, satu bungkus super mie Rp 20 ribu, dan harga beras Rp 2,5 juta per 25 kg. 

"Ini benar-benar menyengsarakan rakyat. Kami mau pastikan bahwa soal dasarnya bereskan dulu turunkan harga tiket Nabire - Intan Jaya," tegas Epison didampingi wakil Koordinator Aksi Samuel Tipagau.

Bagi mahasiswa, Pemkab Intan Jaya khbususnya Pj Bupati dan DPRD Intan Jaya harus bertanggung jawab atas kenaikan yang terjadi, yang menyebabkan kenaikan pada sejumlah harga bahan kebutuhan pokok seperti Beras, BBM, Minyak Goreng, Telur dan kebutuhan pokok lainnya. 

"Soal inflasi yang tidak bisa dikendalikan ini adalah tanggung jawab pemerintah daerah. Dari dulu janji kasih solusi tapi sampai saat ini tidak ada juga. Kalau tidak sanggup mundur saja atau Kementerian Dalam Negeri bisa lakukan evaluasi segera untuk tentukan Pj Intan Jaya yang baru dan mampu," sambung Samuel.

Bagi elemen mahasiswa dan masyarakat Intan Jaya, penerbangan Nabire - Intan Jaya adalah urat nadi lalu lintas barang serta mobilisasi orang. Apa yang terjadi di Intan Jaya saat ini kata mereka bukan tidak mungkin menimbulkan gejolak sosial yang lebih besar lagi. 

"Masyarakat saat ini sedang tunggu kapan harga-harga normal kembali. Tapi jika dalam waktu dekat tidak ada solusi juga maka kami akan datang dan duduki bandara ini, lalu biokot penerbangan Nabire - Intan Jaya," pungkas Samuel.

KEYWORD :

Bandara Nabire Boikor Penerbangan Mahasiswa Intan Jaya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :