Selasa, 14/05/2024 16:53 WIB

Dampak Cuaca Panas, Hijab Mendadak Laku Keras di China

Dampak Cuaca Panas, Hijab Mendadak Laku Keras di China

Hijab Facekinis di China (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Penjualan hijab mendadak laku keras di China, menyusul cuaca panas yang melanda negara tersebut akhir-akhir ini. Namun, hijab yang dimaksud bukan model kebanyakan dipakai perempuan Indonesia, melainkan hijab khusus antipanas.

Dengan suhu mencapai 35 derajat celcius, bahkan sempat menyentuh angka 52,2 celcius, warga kerap membawa kipas portabel dan memakai pakaian tertutup untuk menghindari kulit mereka menjadi kecoklatan. Beberapa topi bahkan memiliki kipas bawaan.

Namun, kini muncul terobosan baru lewat facekinis atau hijab yang dilengkapi dengan masker wajah. Hijab facekinis ini juga tampak lebih panjang sehingga bisa menutupi area dada dan lengan. Tak lupa pula topi agak menjorok ke depan, guna melindungi dari sengatan matahari.

"Dibandingkan sebelum pandemi, dua atau tiga tahun lalu, tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Volume penjualan pasti naik banyak tahun ini," kata salah seorang pedagang facekinis bermarga Wang, dikutip dari Reuters pada Kamis (20/7).

Larisnya penjualan pelindung wajah dan kepala seperti facekinis ini tak lepas dari kebiasaan konsumen perempuan di Asia Timur, yang menyukai kulit lebih cerah. Tak heran, produk pelindung sinar matahari populer di China, Jepang, hingga Korea Selatan.

"Kekhawatiran utama saya adalah potensi penyakit kulit, atau munculnya bintik matahari," ungkap Li Xuyan, siswi 17 tahun saat berjalan-jalan di kawasan wisata Beijing.

KEYWORD :

Hijab China Cuaca Panas Facekinis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :