Senin, 29/04/2024 23:48 WIB

Kurikulum Merdeka di Mata Siswa, Lelah Berujung Candu

Kurikulum Merdeka di Mata Siswa, Lelah Berujung Candu

Cikal, siswa kelas X SMKN 1 Rangkasbitung (Foto: Muti/Jurnas.com)

Lebak, Jurnas.com - Cikal merasakan perbedaan yang kontras saat pertama kali belajar di SMK Negeri 1 Rangkasbitung. Yang dimaksud Cikal bukan perbedaan jenjang, melainkan proses pembelajaran di dalam kelas.

SMKN 1 Rangkasbitung, Banten merupakan salah satu satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Menurut Cikal, kurikulum anyar ini membuat pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih hidup, ketimbang proses pembelajaran yang dia dapatkan di bangku SMP.

"Kalau dulu guru datang, duduk, lalu kasih materi. Sudah. Keesokan harinya kasih soal. Dulu cuma absen, PR, dan materi," tutur Cikal di sela-sela kegiatan Presstour Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di Lebak, Banten pada Rabu (14/6).

Saat ini justru berbeda. Dengan Kurikulum Merdeka, guru tidak hanya memberikan teori, namun juga menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Siswa diberikan kebebasan memilih cara belajar hingga pengerjaan tugas.

Kini, lanjut Cikal, siswa juga menjadi lebih proaktif untuk mencari sumber belajar dan tidak hanya mengandalkan materi yang diperoleh di dalam kelas.

"Di Kurikulum Merdeka, guru membimbing kita untuk hal yang belum kita bisa. Capek atau enggak, Kurikulum Merdeka itu capek tapi bikin candu," ungkap siswa kelas X jurusan film itu.

Kepala SMKN 1 Rangkasbitung, Mukmin menerangkan bahwa Kurikulum Merdeka diterapkan mulai 2021 lalu. Dia menyambut baik kurikulum terbaru Kemdikbudristek itu, karena proses pembelajaran mengacu pada minat peserta didik. Hal ini membuat siswa belajar lebih bahagia.

Kelebihan lainnya, menurut Mukmin ialah penyesuaian tingkat kompetensi peserta didik, siswa terbiasa dengan pola pikir kritis melalui project based learning, perubahan perilaku siswa melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5), dan mendorong guru lebih kreatif dan inovatif.

"Sekarang guru-guru kreatif dalam mengembangkan perangkat ajar yang menarik. Misalnya, ada yang pakai TikTok. Meskipun singkat, tapi anak-anak paham," ujar Mukmin.

KEYWORD :

Kurikulum Merdeka SMKN 1 Rangkasbitung Pembelajaran Berdiferensiasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :