Sabtu, 27/04/2024 22:20 WIB

Kurikulum Merdeka Tingkatkan Kehadiran Siswa di Kelas

Kepala Sekolah SMAN 1 Cibadak menyebut Kurikulum Merdeka meningkatkan partisipasi peserta didik di kelas

Kegiatan presstour Kemdikbudristek di BPMP Provinsi Banten (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Dampak positif Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dirasakan oleh guru bimbingan konseling (BK) SMA Negeri 1 Cibadak, Erna Hervina Ahmad. Dia menyebut kurikulum anyar ini meningkatkan partisipasi peserta didik di kelas.

"Anak lebih baik tingkat kehadirannya, selalu di atas 90 persen. Padahal sebelumnya sangat rendah sekali di angka 70 persen," kata Erna dalam kegiatan Presstour Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di Kantor Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Banten pada Rabu (14/6).

Peningkatan itu, lanjut Erna, tak lepas dari fleksibilitas pembelajaran dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Siswa tidak lagi sekadar menjadi objek melainkan subjek dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran berdiferensiasi dari segi konten, proses, dan luaran (output) juga mendorong peserta didik belajar sesuai minat dan bakat. Ditambah, adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) yang menciptakan kegiatan menarik di luar kelas.

"Ini membuat anak merasa betah di sekolah," lanjut dia.

Erna menceritakan awal mula SMAN 1 Cibadak lolos dalam pendaftaran IKM angkatan kedua pada 2022 lalu. Kala itu, di Kabupaten Lebak, Banten, hanya lima sekolah yang terpilih. SMAN 1 Cibadak mulai menerapkan asesmen awal pada tahun ajaran baru pada Juni 2022.

Tak banyak hambatan yang dialami Erna dan guru-guru SMAN 1 Cibadak dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Masing-masing guru merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi peserta didik.

"Untuk asesmen kami menggunakan asesmen formatif dan sumatif. Di kelas, guru-guru juga sudah mulai menggunakan kuis-kuis untuk menghidupkan pembelajaran, juga agar melek teknologi," papar Erna.

Pengalaman berbeda dirasakan Ma`mun, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Karangtanjung. Lolos dalam IKM angkatan pertama, Ma`mun sempat kebingungan menemukan panduan pelaksanaan IKM.

Kemudian, dia dan para guru berdiskusi untuk merancang pembelajaran sesuai semangat Kurikulum Merdeka, termasuk menggandeng Guru Penggerak yang ada di SMPN 1 Karangtanjung.

"Kalau ada masalah dalam penerapan Kurikulum Merdeka, selalu dibantu Guru Penggerak, juga Diklat Komite Pembelajaran (DKP). Sehingga sekarang Kurikulum Merdeka di sekolah kami berjalan baik," ungkap Ma`mun.

Sementara itu, Kepala BPMP Banten, Afrizal Sihotang mengapresiasi pelaksanaan IKM di Provinsi Banten. Dari 12.000-an satuan pendidikan di wilayah tersebut, 5.000-an di antaranya sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Kendati demikian, Afrizal menyebut masih banyak sekolah yang belum terbiasa membuat sendiri model pembelajaran di dalam kelas. Sebab, sebelumnya ketika hendak merancang model pembelajaran selalu mengacu pada diklat maupun pelatihan.

"Apalagi dalam IKM ini di tahun ajaran baru terutama harus melakukan asesmen diagnostik. Ini juga belum terbiasa. Jadi memang IKM ini kami merasakan sesuatu yang sangat baik, pemikiran yang cerdas, dan dapat diimplementasikan di masa ini," tutup Afrizal.

KEYWORD :

Kurikulum Merdeka Kemdikbudristek IKM SMAN 1 Cibadak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :