Selasa, 30/04/2024 00:11 WIB

Revolusi Digital Telah Ubah Cara Berdakwah dengan Manfaatkan Teknologi. Apa Dampaknya?

Revolusi Digital Telah Ubah Cara Berdakwah dengan Manfaatkan Teknologi. Apa Dampaknya?

Ilustrasi digitalisasi (Foto: Energy Central)

Jurnas.com – Revolusi digital membawa perubahan dan pergeseran dalam pemanfaatan media untuk berdakwah. Jika sebelumnya dakwah banyak dilakukan dengan motif dan simbol melalui media seni dan pertunjukan tradisional, revolusi digital telah mengubah cara berdakwah dengan memanfaatkan teknologi digital.

”Era digital mengubah cara berdakwah dengan memanfaatkan media digital (sosial), seperti YouTube, Twitter, Instagram, dan aplikasi percakapan,” tutur Muhammad Amin dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Kanwil Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di Lombok Timur, Rabu (14/6).

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB itu menegaskan, kemajuan teknologi digital memberi peluang untuk manusia berinovasi baik secara offline maupun online. Dengan media digital, para pendakwah bisa menciptakan, membuat, mendistribusikan, dan berbagi pengalaman dengan audiens secara langsung.

”Dengan media sosial, syiar pendakwah mampu menjangkau kalangan yang lebih luas. Pendakwah juga dapat mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui panggilan suara dan video di media sosial,” tegas Muhammad Amin dalam webinar yang dipandu moderator Joan Permana itu.

Dalam diskusi virtual bertajuk ”Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”, Amin berharap, pemanfaatan media sosial hanya untuk tujuan positif, terutama untuk kemaslahatan umat sebagaimana dianjurkan oleh Al-Qur`an dan As-Sunnah. ”Jadikan media sosial sebagai alat penangkal radikalisme, serta ladang pahala menebar kebaikan,” tegasnya.

Literasi berdakwah di media digital, lanjut Muhammad Amin, hendaknya juga memperhatikan kredibilitas dan informasi yang disampaikan. Untuk menentukan keandalan informasi tertentu, setiap pesan perlu diteliti dan diverifikasi kebenarannya.

”Kebutuhan untuk menyelidiki dan memastikan validitas berita perlu dilakukan dengan lebih cermat dan kritis. Aspek dokumentasi dan bukti juga harus diperiksa untuk tujuan memastikan bahwa berita tersebut telah disampaikan dalam tingkat validitas yang tinggi,” imbuh Amin dalam webinar yang diikuti secara nobar oleh para santri dan pelajar di sejumlah pondok pesantren (ponpes) dan madrasah Lombok Timur itu.

Madrasah dan ponpes yang bergabung dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas pendidikan kali ini, di antaranya: MA Palapa Nusantara NW, MTs-MA NW Senyiur, MTs-MA Yatama Jerowaru, MTs NW Nurul Huda, MTs Yaqin 2 Pemondah, MTs NW Nurul Ihsan Tanjung Luar, dan MA NW Panendem. Adapun dari pondok pesanstren, yakni: Ponpes Al Abror Lombok Timur, Ponpes Al-Islamiyah Bebidas, Ponpes Al Madani Mamben Lauk, dan Ponpes Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru.

Dari perspektif budaya digital, Kepala Kantor Kemenag Lombok Timur Sirojudin mengatakan, literasi berdakwah di ruang digital juga harus mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

”Nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kemasyarakatan, dan keadilan, juga menjadi dasar yang akan membawa kemaslahatan umat Islam,” jelas Sirojudin.

Sementara dari sudut pandang keamanan digital, musisi Rio Alief mengatakan, untuk mengantisipasi ancaman hoaks yang banyak beredar di media sosial, dakwah harus merambah dunia digital.

”Diperlukan strategi antara da’i dengan ulama sebagai ujung tombak pemanfaatan internet dalam menyampaikan dakwah, agar masyarakat tidak terpecah belah karena hoaks, provokasi maupun ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama,” pungkas Rio Alief.

Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

KEYWORD :

Kemenkominfo IMCD Digital Internet




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :