Senin, 29/04/2024 13:50 WIB

Waspada! Makin Maju Teknologi, Makin Maju Pula Trik Penipuan di Internet

Waspada! Makin Maju Teknologi, Makin Maju Pula Trik Penipuan di Internet

Ilustrasi internet (foto: Middleeast)

Jurnas.com – Penipuan online makin merebak ke banyak sektor. Tak hanya dalam bidang jual-beli barang saja, bahkan investasi hingga pembobolan rekening bank juga bisa dilakukan secara online. Pengguna digital mesti hati-hati agar tidak jadi korban penipuan di internet.

”Semakin maju teknologi yang kita gunakan, semakin maju pula teknik atau trik penipuan online yang dipakai,” ujar R. Goenara Daradjat pada diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Nurani Banten, di Desa Bengkuyung, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Sabtu (10/6) sore.

Dalam diskusi luring (offline) bertajuk ”Stop Penipuan di Internet” itu, Plt. Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Pandeglang itu menyatakan, untuk mencegah risiko terjadinya penipuan online, pengguna digital sebaiknya selalu mengecek kebenaran data dan informasi yang didapat.

”Ketika ingin berinvestasi atau sekadar membeli barang secara online, ada baiknya kita mengecek kebenaran lembaga tempat kita ingin berinvestasi, terkait portofolio maupun testimoninya. Begitu juga pada saat akan membeli barang, jangan transaksi sebelum periksa kebenaran,” tegas Goenara dalam diskusi yang dipandu moderator Ais Komaruddin itu.

Berikutnya, lanjut Goenara, jangan mudah membagi data informasi penting di internet, seperti KTP, SIM, nomor rekening, dan lainnya; selalu waspada dengan sesuatu yang mencurigakan; waspada dengan nomor telepon tidak dikenal; lakukan transaksi sesuai prosedur; dan tidak sembarangan mengunduh aplikasi.

”Unduh aplikasi dari tempat resmi seperti Appstore dan Playstore, karena aplikasi dari tempat tersebut lebih terjamin keamanannya, sehingga risiko mengalami penipuan online jauh lebih rendah,” pesan Goenara Daradjat.

Selain Goenara, diskusi kali ini juga menghadirkan tiga narasumber yang membahas tema dari empat pilar utama literasi, yakni: etika digital, kecapakan digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dari perspektif keamanan digital, pembina Komunitas Film Pramuka (KFP) Habibie Yukezain menyatakan, untuk mengantisipasi penipuan online, pengguna digital hendaknya mau meningkatkan kompetensi terkait keamanan digital. ”Misalnya, mengamankan perangkat, identitas, dan menjaga rekam jejak digital,” rincinya.

Sementara musisi Raka Maukar, yang bicara dari perspektif kecakapan digital, menjelaskan manfaat memiliki kemampuan literasi digital dapat membuat seseorang lebih berwawasan, mampu berpikir kritis dan memahami informasi dengan baik, serta menambah penguasaan kosakata. ”Selain itu, kemampuan verbal, konsentrasi, dan kemampuan merangkai kalimat juga akan berkembang karena banyak membaca informasi-informasi,” jelasnya.

Artis Roland International Mia Marcellina berpesan, pengguna digital mesti lebih berhati-hati dengan jenis penipuan berkedok hadiah yang banyak terjadi di media digital, yakni 91 persen. ”Kemudian, berturut-turut pinjol ilegal (74 persen), pengiriman tautan berisi malware atau virus (65 persen), penipuan berkedok krisis keluarga (59 persen), dan investasi ilegal (56 persen),” urainya.

Diskusi literasi digital di lingkungan komunitas merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat (komunitas) menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan 2024,” tambah Kemenkominfo.

Untuk diketahui, program #literasidigitalkominfo tahun ini mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Tahun 2023, program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Program IMCD urgen dilakukan, karena berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social, pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 sudah mencapai 220 juta orang. ”Padahal, pada 2019, jumlah itu masih di angka 175 juta orang,” jelasnya.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

KEYWORD :

Kemenkominfo IMCD Teknologi Penipuan Internet




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :