Senin, 29/04/2024 07:52 WIB

India Ancam akan Tutup Twitter

Narendra Modi telah berulang kali membantah terlibat dalam penyensoran daring dan mengatakan pada hari Selasa bahwa pernyataan Dorsey adalah kebohongan.

Jack Dorsey berhenti sebagai CEO Twitter pada tahun 2021 (File: Eva Marie Uzcategui/Bloomberg)

JAKARTA, Jurnas.com - Salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey mengatakan, India mengancam akan menutup Twitter kecuali jika mematuhi perintah untuk membatasi akun. Tuduhan ini dibantah pemerintah India sebagai kebohongan langsung.

Dorsey, yang berhenti sebagai CEO Twitter pada tahun 2021, mengatakan pada Senin bahwa India mengancam perusahaan tersebut dengan penutupan dan penggerebekan terhadap karyawan jika tidak mematuhi permintaan pemerintah untuk menghapus postingan dan membatasi akun yang mengkritik pemerintah atas protes petani pada tahun 2020 dan 2021.

"Itu diwujudkan dengan cara seperti: `Kami akan menutup Twitter di India`, yang merupakan pasar yang sangat besar bagi kami; `kami akan menggerebek rumah karyawan Anda`, yang mereka lakukan; Dan ini adalah India, negara yang demokratis," kata Dorsey dalam sebuah wawancara dengan acara berita YouTube Breaking Points.

Pemerintah Perdana Menteri India, Narendra Modi telah berulang kali membantah terlibat dalam penyensoran daring dan mengatakan pada hari Selasa bahwa pernyataan Dorsey adalah kebohongan.

"Tidak ada yang masuk penjara dan Twitter juga tidak `ditutup`. Rezim Twitter Dorsey memiliki masalah dalam menerima kedaulatan hukum India," Menteri Muda Teknologi Informasi India, Rajeev Chandrashekhar dalam sebuah posting di Twitter.

Protes petani atas reformasi pertanian berlangsung selama satu tahun dan merupakan salah satu yang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah Modi dan Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP). Para petani mengakhiri protes pada akhir 2021 setelah memenangkan konsesi.

"India adalah negara yang mendapat banyak permintaan dari kami seputar protes petani, seputar jurnalis tertentu yang mengkritik pemerintah," kata Dorsey.

Selama protes, pemerintah Modi minta"pemblokiran darurat" dari tagar Twitter "provokatif" "#ModiPlanningFarmerGenocide" dan puluhan akun. Twitter awalnya mematuhi, tetapi kemudian memulihkan sebagian besar akun, dengan alasan "tidak cukup pembenaran" untuk melanjutkan penangguhan.

Pemerintah India mengatakan itu hanya bertujuan untuk membatasi informasi yang salah dan postingan yang mengekang perdamaian dan keamanan. Tetapi kelompok hak dan advokasi telah menyuarakan keprihatinan tentang hak asasi manusia dan kebebasan berbicara di India.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Jack Dorsey Pendiri Twitter India Ancam Twitter




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :