Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim melarang keras penyelenggaraan tes baca tulis hitung (calistung) dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat sekolah dasar (SD).
Hal ini disampaikan dalam kegiatan `Komitmen bersama Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan` di Jakarta pada Rabu (7/6).
"Kalau masih ada tolong dilaporkan ke dinas dan kementerian," tegas Nadiem.
Kendati demikian, dia meminta kebijakan Merdeka Belajar ke-24 ini tidak diartikan sebagai larangan mengajarkan calistung di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sebaliknya, calistung harus diajarkan dengan cara menyenangkan diserta metode interaktif dan permainan.
Pasalnya, kenyataan di lapangan, pembelajaran calistung bagi peserta didik PAUD didominasi oleh sistem hafalan. Menurut Nadiem, hal ini kontraproduktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dan numerasi.
"Banyak anak Indonesia yang jago menghafal huruf tapi saat membaca dia tidak mengerti apapun isi buku tersebut. Apakah itu artinya berhasil? Apakah itu pembelajaran calistung yang ideal? Sama sekali tidak," ujar Mendikbudristek.
Nadiem menambahkan bahwa PAUD merupakan periode emas yang tidak tergantikan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibekali kompetensi, penanaman karakter budi pekerti, hingga pematangan emosi.
Dia juga meminta satuan pendidikan mengubah paradigma bahwa proses pembelajaran PAUD dan SD terpisah. Namun, pembelajaran dari tingkat PAUD hingga tahun kedua di SD masih merupakan satu rangkaian.
"Kelas awal SD harus bersama-sama menyenangkan dengan saat di PAUD. Tidak bisa tiba-tiba shock anak-anak kita di PAUD bermain senang dan tiba di SD beban. Ini harus jadi transisi yang smooth dan harus selaras," tutup dia.
KEYWORD :Tes Calistung Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim SD PAUD
