Kamis, 02/05/2024 15:33 WIB

Strategi Kementan Hadapi Potensi Kemarau Ekstrem

Kondisi iklim ke depan (musim kemarau), seperti yang sudah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prakirakan akan terjadi kemarau yang ekstrim (El Nino).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan kerja ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur (Jatim) dan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas).

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengantisipasi musim kemarau, terutama pada bulan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini.

Kondisi iklim ke depan (musim kemarau), seperti yang sudah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prakirakan akan terjadi kemarau yang ekstrim (El Nino).

"Kita harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama saat kemarau nanti, seperti memanfaatkan infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage saat kemarau datang," ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Jumat (28/4).

Sebelumnya, dia mengatakan bahwa setiap El Nino ekstrem berpotensi menyebabkan kekeringan terhadap 560 ribu hingga 879 ribu hektare sedangkan pada tahun normal sekitar 200 ribu hektare. El Nino juga berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran lahan pertanian.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, terkait dengan ancaman el nino Agustus mendatang, Kementan menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan.

"Di antaranya mendorong petani untuk ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada," jelasnya

Ali Jamil menerangkan, pihaknya juga akan terus mendorong melakukan percepatan tanam menggunakan alsintan seperti Traktor Roda 4 dan Traktor Roda 2.

"Tahun 2023 ini Ditjen PSP jg menyiapkan di antaranya alokasi bantuan Alat mesin pertanian seperti Traktor Roda 4 (800 unit), Traktor Roda 2 (4.745 unit), pompa air 1.900 unit untuk seluruh indonesia," sebutnya.

Selain itu, juga akan memaksimalkan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier (RJIT) yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah. Juga ada kegiatan Irigasi Perpipaan, Irigasi Perpompaan, Pembangunan Embung, Dam Parit. Ini bertujuan sebagai suplesi air hingga lahan.

"Tahun 2023 ini, Kementan juga akan mengalokasikan Embung sekitar 500 unit, Perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT 3.213 unit, sebagai salah satu bentuk antisipasi el nino," imbuhnya.

Selain itu, infrastuktur irigasi yang telah dibangun pada tahun tahun sebelumnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan antisipasi kemarau nanti.

Pada tahun 2020 sd 2022 Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau antara lain kegiatan RJIT sebanyak 11,866 unit, Perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit dan Embung 1.531 unit.

KEYWORD :

Kemarau Ekstrem Syahrul Yasin Limpo El Nino Produksi Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :