Sabtu, 27/04/2024 22:18 WIB

Korea Utara Tuduh G7 Ikut Campur karena Serukan Denuklirisasi

Korea Utara sebagai kekuatan nuklir adalah final dan tidak dapat diubah.

Bendera Korea Utara (Foto: AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Posisi Korea Utara sebagai negara senjata nuklir akan tetap tak terbantahkan dan akan terus membangun pasukannya hingga ancaman militer dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dihilangkan, kata media pemerintah KCNA, Jumat (21/4).

Pernyataan yang dikutip oleh Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui datang dalam sebuah pernyataan yang mengkritik AS dan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) lainnya.

Para menteri luar negeri G7 mengecam uji coba Korea Utara pada 13 April atas apa yang dikatakan Pyongyang sebagai rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat dan mendesak denuklirisasi pada akhir pertemuan mereka di Jepang pada Selasa.

Ketegangan telah berkobar dalam beberapa pekan terakhir ketika negara yang terisolasi itu meningkatkan kegiatan militer, dan mengancam tindakan yang lebih praktis dan ofensif ketika pasukan AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer musim semi tahunan.

Korea Utara telah bereaksi keras terhadap latihan itu, menyebutnya sebagai latihan untuk "perang nuklir habis-habisan".

Choe mengatakan status Korea Utara sebagai kekuatan nuklir adalah final dan tidak dapat diubah, dan akan tetap menjadi kenyataan yang tak terbantahkan, bahkan jika Washington dan pihak lain di Barat menyangkalnya.

Pengembangan senjata nuklir Pyongyang hanya dimaksudkan untuk menjaga dari ancaman AS, katanya, mendesak Washington untuk menghentikan "kebijakan permusuhan" terhadap Korea Utara untuk memastikan keamanannya sendiri.

"Adalah anakronistik untuk berpikir bahwa hak dan kemampuan untuk serangan nuklir eksklusif untuk Washington," kata KCNA mengutipnya.

"Kami tidak akan pernah meminta pengakuan atau persetujuan dari siapa pun, karena kami puas dengan akses kami terhadap kekuatan untuk melakukan serangan balasan terhadap ancaman nuklir AS," sambungnya.

Choe menuduh negara-negara G7 secara ilegal mencampuri urusan dalam negeri Korea Utara dengan menuntut denuklirisasi, mengatakan Pyongyang akan mengambil tindakan keras jika mereka berusaha melanggar kedaulatan dan kepentingan fundamentalnya.

"Kami akan terus mengambil tindakan berdasarkan semua hak hukum yang diberikan kepada negara berdaulat sampai ancaman militer yang ditimbulkan oleh AS dan pasukan sekutunya yang memusuhi kami benar-benar dihapus," kata Choe.

Kementerian unifikasi Seoul yang menangani urusan antar-Korea mengecam pernyataan Korea Utara sebagai "tidak masuk akal", mendesaknya untuk berhenti membuat ancaman dan mengembangkan program senjata yang melanggar hukum.

"Korea Utara tidak akan pernah mendapatkan apa yang diinginkannya melalui pengembangan nuklir dan rudal, dan hanya akan semakin terisolasi dari komunitas internasional," kata wakil juru bicara kementerian Lee Hyo-jung dalam sebuah pengarahan.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Korea Utara Denuklirisasi Kelompok Tujuh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :