Minggu, 28/04/2024 04:08 WIB

Redam Harga di Kabupaten Maumere dan Ende, Bapanas Kirim 800 Ton Beras ke NTT

Pengiriman ini merupakan yang kedua dari total sebanyak 1.400 ton beras. Pada 26 Maret lalu telah dilakukan pengiriman sebanyak 600 ton dengan tujuan yang sama.

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang Sugiarto menegaskan kondisi perberasan Indonesia lima tahun ke depan tetap tersedia bahkan selalu tersedia lebih dari cukup sepanjang waktu.

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengirim 50 kontainer atau sebanyak 800 ton beras dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (29/3).

Pengiriman ini merupakan yang kedua dari total sebanyak 1.400 ton beras. Pada 26 Maret lalu telah dilakukan pengiriman sebanyak 600 ton dengan tujuan yang sama.

"Kita berharap pengiriman beras ini dapat memenuhi kebutuhan pangan di NTT sekaligus menjaga stabilitas harga beras di tengah Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) puasa dan Idulfitri," tutur Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/3).

Beras ini dikirim melalui fasilitas Tol Laut dengan menggunakan kapal Kendhaga Nusantara 5 dan 11 di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan yang dioperasikan oleh PT Pelni (Persero) dan diperkirakan tiba di NTT pada 2 April.

"Fasilitasi pendistribusian bahan pangan pokok dan penting antar provinsi ini juga merupakan wujud kehadiran dan respon cepat pemerintah menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di NTT yang sebelumnya sempat bergejolak," tambah Andriko.

Beras ini merupakan bagian dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog. Setelah tiba, beras akan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan operasi pasar beras di Kabupaten Maumere dan Ende guna mengendalikan harga dan inflasi.

"Ini merupakan bagian dari optimalisasi dan pemanfaatan CBP sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 4 Tahun 2022 yang mengatur tentang penyaluran CBP. Seperti kita ketahui salah satu tujuan pemanfaatan CBP diantaranya untuk stabilisasi harga antar waktu antar wilayah, menekan inflasi, dan menjaga kualitas gizi masyarakat," ujar dia.

 

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulpyana mengatakan, pengiriman ke NTT ini terlaksana atas sinergitas yang baik antara Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan BUMN.

"Kemarin atas arahan Presiden yang menemukan dan mendengar masukan bahwa di NTT terutama di Atambua, Ende, dan Maumere beras mahal, Kepala Bapanas langsung bergerak cepat melakukan kolaborasi dengan Bulog dan Kemenhub untuk mengirimkan beras untuk penetrasi pasar," tutur dia.

Kemenhub dengan Tol Laut menyiapkan fasilitasi pendistribusian dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga distribusi komersial. "Ke depannya Kemenhub terbuka dan siap berkolaborasi bersama Bapanas meningkatkan fasilitasi pendistribusian pangan ke daerah defisit melaui trayek Tol Laut," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Didik Rudy Prasetya menyambut baik terlaksananya pengiriman beras dari Jawa Timur ke NTT.

Seperti diketahui, Jawa Timur sebagai salah satu lumbung beras nasional secara konsisten menjadi pemasok komoditas beras bagi 16 provinsi di Indonesia. Jawa Timur juga berkontribusi sebanyak 18 persen terhadap produksi beras nasional, dengan produksi provinsi ini pada tahun 2022 sebanyak 9,6 juta tonton.

"Apabila dihitung dengan tingkat konsumsi kita, di Jawa Timur kita sudah surplus hampir 3,1 juta ton," ujar Didik.

Adapun berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, harga beras di NTT di tingkat konsumen per 29 Maret 2023, untuk beras premium Rp 14.650 per kg dan beras medium Rp 13.070 per kg. Sedangkan rata-rata harga nasional, beras premium Rp 13.620 per kg dan beras medium Rp 11.920 per kg.

KEYWORD :

Harga Beras Nusa Tenggara Timur Badan Pangan Nasional Kabupaten Maumere Ende




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :