Senin, 29/04/2024 06:26 WIB

PBB Dukung Perpanjang 120 Hari Perjanjian Pengiriman Biji-bijian

Türkiye mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya akan melanjutkan pembicaraan untuk memperpanjang kesepakatan selama 120 hari, bukan 60 hari

Pekerja menyimpan gandum di terminal selama panen jelai di wilayah Odesa, Ukraina, 23 Juni 2022. (Foto: Igor Tkachenko/Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung Türkiye dan Ukraina menyerukan perpanjangan 120 hari dari perjanjian yang memungkinkan ekspor biji-bijian yang aman dari beberapa pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Pakta tersebut akan berakhir pada Sabtu. Kesepakatan tersebut diterngahi PBB dan Türkiye pada bulan Juli - dan diperbarui pada bulan November - untuk memerangi krisis pangan global yang sebagian dipicu oleh Rusia pada 24 Februari 2022, invasi negara tetangga Ukraina dan blokade ekspor biji-bijian Laut Hitamnya.

"Bagi kami, teks dalam perjanjian itu jelas dan menyerukan perpanjangan 120 hari," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada Reuters ketika ditanya tentang pernyataan Türkiye.

Türkiye mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya akan melanjutkan pembicaraan untuk memperpanjang kesepakatan selama 120 hari, bukan 60 hari. Ukraina juga mengatakan perjanjian itu harus diperbarui selama 120 hari.

"Kesepakatan itu diperpanjang selama 60 hari," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada wartawan pada hari Kamis, ketika diminta untuk mengomentari pernyataan Dujarric.

"Perbedaan interpretasi Rusia dan PBB tentang durasi kesepakatan mungkin hanya menunjukkan ketidakmampuan (PBB)," tambahnya.

Dujarric kemudian mengatakan bahwa "diskusi sedang berlangsung." Pejabat senior PBB dan Rusia bertemu di Jenewa pada hari Senin.

Sementara Rusia tidak secara khusus mengatakan mengapa ia hanya menginginkan pembaruan 60 hari, ia mengeluh bahwa ekspor makanan dan pupuknya sendiri terhalang oleh sanksi Barat.

Untuk membantu membujuk Rusia agar mengizinkan Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian Laut Hitamnya tahun lalu, kesepakatan tiga tahun juga dibuat pada bulan Juli di mana PBB setuju untuk membantu memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia.

Kekuatan Barat telah memukul Rusia dengan sanksi keras atas invasinya ke Ukraina. Meskipun ekspor makanan dan pupuknya tidak dikenai sanksi, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan industri asuransi menjadi penghalang pengiriman semacam itu.

"Kemajuan yang berarti telah dicapai tetapi memang masih ada beberapa kendala, terutama yang berkaitan dengan sistem pembayaran. Upaya kami untuk mengatasi hambatan tersebut akan terus berlanjut," kata Dujarric, Selasa.

Ukraina sejauh ini telah mengekspor hampir 25 juta ton jagung dan gandum berdasarkan kesepakatan itu, menurut PBB. Tujuan utama utama pengiriman adalah Cina, Italia, Spanyol, Turki, dan Belanda.

Ketika ditanya pada hari Kamis tentang proposal Rusia untuk perpanjangan 60 hari, China - mitra strategis Moskow - menyerukan agar kesepakatan itu dilaksanakan secara seimbang dan komprehensif.

Juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin juga mengatakan China ingin memperkuat komunikasi dengan semua pihak dan meningkatkan ketahanan pangan global.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Kesepakatan Biji-Bijian Perang Rusia Ukraina Laut Hitam Turkiye PBB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :