Rabu, 22/05/2024 08:03 WIB

Korea Utara Luncurkan Lebih Banyak Rudal

Media pemerintah Korea Utara mengatakan dua proyektil ditembakkan dari beberapa peluncur roket, mengarah ke target masing-masing sejauh 395 km (245 mil) dan 337 km (209 mil).

Uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022. (Foto file: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

JAKARTA, Jurnas.com - Korea Utara telah menembakkan sepasang rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya. Peluncuran itu terjadi hanya dua hari setelah Pyongyang melanjutkan kegiatan pengujian yang dilarang dengan peluncuran rudal balistik antarbenua.

Media pemerintah Korea Utara mengatakan dua proyektil ditembakkan dari beberapa peluncur roket, mengarah ke target masing-masing sejauh 395 km (245 mil) dan 337 km (209 mil).

"Peluncur roket ganda 600mm yang dimobilisasi dalam penembakan adalah sarana senjata nuklir taktis, yang mampu melumpuhkan lapangan terbang musuh," kata kantor berita negara KCNA.

Militer Korea Selatan mengatakan dengan keras mengutuk dua peluncuran itu sebagai tindakan "provokasi yang signifikan". Itu terjadi dari kota pesisir barat tepat di utara ibu kota Korea Utara pada Senin pagi, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Jepang juga mendeteksi peluncuran tersebut, dengan mengatakan dua rudal balistik ditembakkan sekitar pukul 07.00 waktu setempat pada hari Senin (22:00 GMT Minggu). Rudal mencapai ketinggian sekitar 100 km (62 mil) dan 50 km (31 mil) dan menempuh jarak antara 350 km (217 mil) dan 400 km (249 mil) sebelum jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan akan terus mengumpulkan dan menganalisis informasi dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat (AS).

"Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik berulang kali, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional," kata kementerian tersebut. "Jepang mengajukan protes keras dan dengan paksa mengutuk Korea Utara."

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan sanksi baru yang menargetkan empat individu dan lima entitas, termasuk seorang warga negara Afrika Selatan dan dua perusahaan pelayaran Singapura setelah peluncuran pada hari Senin.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepala PBB Antonio Guterres sangat mengutuk peluncuran terbaru dan mendesak Pyongyang untuk segera berhenti mengambil tindakan provokatif lebih lanjut, dan melanjutkan dialog denuklirisasi.

Peluncuran kedua Pyongyang dalam 48 jam terjadi ketika saudara perempuan Kim Jong Un yang kuat, Kim Yo Jong, mengeluarkan peringatan pada Senin pagi terhadap peningkatan kehadiran AS di semenanjung Korea.

"Kami dengan hati-hati memeriksa pengaruhnya terhadap keamanan negara kami," katanya dalam pernyataan berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh KCNA. "Frekuensi penggunaan Pasifik sebagai jarak tembak kita bergantung pada pasukan AS.

Menyebut AS sebagai maniak terburuk, dia mengancam akan mengambil perlawanan yang sesuai yang tidak ditentukan sebagai tanggapan atas setiap langkah militer AS di masa depan.

Pada hari Jumat, Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua Hwasong-15 di lepas pantai timurnya.

Media pemerintah Korea Utara mengatakan pada hari Minggu bahwa uji ICBM dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kapasitas serangan nuklirnya yang fatal dan memverifikasi keandalan senjata, serta kesiapan tempur kekuatan nuklir negara tersebut.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat Korea Selatan Rudal Balistik Jarak Pendek ICBM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :