Senin, 29/04/2024 09:51 WIB

Diduga Dukung Trump, Uber Dikecam

Justru sebaliknya, Uber diketahui tetap mengambil penumpang dari dan menuju bandara JFK saat aksi demo sedang berlangsung.

Ilustrasi (foto: Metro)

New York - Aplikasi ojek dan taxi online, Uber, dituduh mengambil keuntungan saat aliansi Taxi New York (New York Taxi Workers Alliance) memutuskan untuk tidak beroperasi sementara. Ini dilakukan untuk mendukung aksi solidaritas protes larangan kunjungan Muslim ke Amerika, yang dikeluarkan Donald Trump.

Bersama ribuan demonstran, protes dipusatkan di bandara John F. Kennedy (JFK) New York, Minggu (29/1). Adapun aliansi Taxi New York memilih memarkir kendaraan mereka sekitar pukul enam hingga tujuh malam waktu setempat.

Justru sebaliknya, Uber diketahui tetap mengambil penumpang dari dan menuju bandara JFK saat aksi demo sedang berlangsung. Aplikasi yang diketahui sering mematok harga tinggi untuk jam sibuk ini, tidak biasanya malah menurunkan harganya. Walhasil, banyak netizen pengguna Uber akhirnya memutuskan untuk beramai-ramai menghapus aplikasi tersebut dari gadget mereka, karena menduga CEO Uber telah bekerjasama dengan Presiden Trump.

“Tidak tahu malu ambil keuntungan atas demo di JFK #deleteUber,” tulis akun @sahluwal melalui media sosial Twitter.

“Aku sudah menghapus aplikasi ini. Kalian juga #deleteUber,” cuit akun @ziwe sembari menampilkan screenshot layarnya yang mengisi jawaban ‘I don’t like Nazis’ atau ‘Saya tidak suka gaya Nazi’ sesaat sebelum menghapus aplikasi Uber.

Dikutip dari Metro, kebijakan Presiden Amerika, Donald Trump yang melarang muslim dari tujuh negara, memancing reaksi keras dari warganya sendiri. Adapun ketujuh negara tersebut adalah Suriah, Iran, Irak, Libya, Sudan, Somalia, dan Yaman.

KEYWORD :

Donald Trump Amerika Diskriminasi Uber




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :