Minggu, 28/04/2024 22:13 WIB

Stuntingnya Tinggi, Pengetahuan Hidup Sehat Warga Simeulue Aceh Masih Rendah

Stuntingnya Tinggi, Pengetahuan Hidup Sehat Warga Simeulue Aceh Masih Rendah

Ajakan cegah stunting. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pemerintah Kabupaten Simeulue merilis data terakhir kasus stunting. Kecamatan Simeulue Barat menduduki peringkat pertama terbanyak ditemukan kasus stunting di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh.

Kabupaten Simeulue merupakan daerah kepulauan terluar di pulau Sumatera dan merupakan daerah penghasil ikan segar, Lobster dan teripang terbanyak di provinsi Aceh.

Ketua TPPS Kabupaten Simeulue, Abdul Karim menyebut sebanyak 273 balita dan bayi atau 23,49 persen didera Stunting, sehingga membutuhkan pemulihan dan penanganan yang ekstra.

"Data resmi ini merupakan hasil gebrak stunting Kabupaten Simeulue tahun 2022 dan benar Kecamatan Simeulue Barat peringkat pertama ditemukan dan terbanyak kasus stunting," tegas Abdul dalam siaran resminya diterima di Jakarta, Sabtu (24/12).

Ada lima kecamatan masuk daftar prevalensi tertinggi kasus stunting, yakni Kecamatan Simeulue Barat peringkat pertama kasus stunting, peringkat selanjutnya yakni Kecamatan Salang dengan persentase 15,14 persen.

Selanjutnya Kecamatan Salang sebanyak 11,96 persen kasus stunting, Kecamatan Teupah Selatan sebanyak 11,96 persen, Kecamatan Teupah Barat sebanyak 10,06 persen, dan terakhir Kecamatan Alafan dengan angka 9,81 persen.

Kadis Kesehatan Kabupaten Simeulue, Mas Etika Putra menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab tingginya angka stunting tersebut, yakni masih rendahnya pengetahuan soal hidup sehat dan pola makanan sehat dan faktor ekonomi.

"Edukasi dan sosialisasi, untuk menekan kasus stunting itu sangat penting dengan mengedepankan kearifan lokal yang diterapkan oleh Tim TPPS Kabupaten Simeulue. Insya Allah bila kita semua sama-sama komitmen seluruhnya yang berada di pulau ini, kasus stunting bisa turun," kata Mas Etika Putra.

Direktur Rumah Sakit Daerah dr. Farhan Sebagai tim pakar pada materinya menjelaskan 1.000 Hari Pertama Kehidupan menjadi dasar yang harus diperhatikan dan benar benar dikawal sehingga tidak terjadi kasus Stunting baru.

Dari hasil identifikasi karakteristik keluarga masih ada keluarga2 yang tidak memiliki jamban, menerapkan PHBS, mengkonsumsi makanan bergizi, menikah muda dibawah 20 tahun dan anak anak gemar memakan mie instan tanpa dimasak.

Selain itu, dari hasil audit kasus stunting menikah muda, pola makan, pola asuh dan minum tablet tambah darah yang tidak teratur menjadi salah satu penyebab kasus Stunting di Kabupaten Simeulue.

Sebagai tambahan, ada lima kecamatan masuk daftar prevalensi terendah kasus stunting, yakni Kecamatan Simeulue Tengah sebanyak 8,3 persen, ecamatan Teluk Dalam sebanyak 8 persen, Kecamatan Simeulue Timur sebanyak 4,9 persen, Kecamatan Simeulue Cut sebanyak 2,9 persen, dan Kecamatan Teupah Tengah dengan persentase sebanyak 2,7 persen.

Dari 138 desa yang ada di 10 kecamatan yang ada dalam wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Simeulue, hanya 7 desa yang dinyatakan tidak ditemukan atau nihil kasus stunting, yakni Desa Simpang Abail, Desa Nancawa, Desa Suak Buluh, Desa Amaiteng, Desa Amiria Bahagia dan Desa Sital serta terakhir Desa Lanting.

Ketujuh desa ini telah menerapkan pola hidup sehat dan teratur serta sadar kebersihan.

KEYWORD :

Kabupaten Simeulue Pola Hidup Sehat Angka Stunting




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :