Senin, 29/04/2024 07:49 WIB

Kemdikbudristek Dorong PENS Lahirkan Lulusan Berdaya Saing Global

Kemdikbudristek Dorong PENS Lahirkan Lulusan Berdaya Saing Global

Peresmian Gedung SAW di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mendorong Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) melahirkan lulusan berdaya saing global. Hal ini disampaikan dalam peresmian Gedung Smart Automation Workshop (SAW), yang berlangsung pekan lalu.

Gedung SAW merupakan proyek bernilai kontrak Rp142 miliar, yang didanai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema tahun jamak (multiyear).

"SBSN ini merupakan dukungan pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui pembangunan sarana dan prasarana. Pembangunan ini tentu tidak bisa kita lihat hanya soal fisik semata, tetapi bagaimana gedung ini akan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas mahasiswa dalam aktivitas perkuliahan," kata Kiki.

Proyek pembangunan Gedung SAW yang ditargetkan akan rampung dan beroperasi pada November 2023 mendatang, menurut Dirjen Kiki menjadi salah satu proyek pembangunan yang paling ditunggu realisasi dan pemanfaatannya. Oleh karena itu, ia berharap, waktu penyelesaian pembangunan gedung ini dapat rampung sesuai target.

Kiki menilai bahwa PENS saat ini terus berkembang dan diharapkan menjadi salah satu perguruan tinggi vokasi unggulan di Indonesia dengan berbagai program pendidikan yang ada.

Dari Gedung SAW pula, ia berharap akan lahir lulusan-lulusan yang memiliki daya saing tinggi, pemecah masalah (problem solver) yang andal untuk menjawab tantangan industri di masa depan, serta menjadi individu yang memiliki kemampuan, keahlian, pemahaman dan kepribadian yang mumpuni guna mencapai kesuksesan hidup di masa depan.

"Gedung ini bukan hanya untuk gedung kuliah, tetapi juga ruang-ruang pembelajaran berbasis proyek, produk, maupun masalah untuk (dibahas bersama guna memperkaya kompetensi) masa depan para mahasiswa PENS," tambah dia.

Direktur PENS, Aliridho Barakbah, mengatakan bahwa pembangunan Gedung SAW dilatarbelakangi oleh kebutuhan sarana prasarana belajar mahasiswa yang sudah melebihi kapasitas.

Tingkat kepadatan mahasiswa PENS saat ini, menurut Ali, sudah mencapai 0,4 meter persegi per mahasiswa atau melebihi dari standar yang ditetapkan, yakni dua meter persegi per mahasiswa. Kondisi tersebut membuat suasana di luar ruang kelas kerap menjadi begitu riuh layaknya pasar setelah kelas selesai.

"Luas PENS saat ini sekitar 4,3 hektare dan itu dihuni sekitar 3.000 mahasiswa," ungkap dia.

Tak hanya soal kepadatan mahasiswa, PENS juga belum memiliki bengkel-bengkel atau workshop-workshop khusus untuk mendukung pembelajaran yang lebih optimal bagi mahasiswa. Padahal, keberadaan bengkel maupun workshop merupakan hal penting untuk mengembangkan kompetensi para mahasiswa.

"Selama ini bengkel-bengkel itu ya dipindahkan di kelas-kelas. Jadi, mahasiswanya menjadi kurang nyaman," ujar Ali.

Oleh karena itu, Ali berharap, keberadaan Gedung SAW nantinya dapat menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan, dan efektif bagi para mahasiswa. Kehadiran gedung baru juga diharapkan bisa mendukung rencana strategis (Renstra) yang disusun oleh PENS untuk meningkatkan target mahasiswa mencapai 7.000 mahasiswa.

KEYWORD :

Kemdikbudristek Ditjen Diksi Gedung SAW Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :