Jum'at, 26/04/2024 21:24 WIB

Ekspolitasi Anak Massif di Media Sosial, Christina Aryani: Waspada!

DPR Ingatkan Bahaya Eksploitasi Anak Melalui Media Sosial

Anggota Komisi I DPR Christina Aryani

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menyoroti fenomena eksploitasi anak terutama yang belakangan marak terjadi melalui kanal media sosial utamanya TikTok.

Christina memotret terdapat cukup banyak kreator konten yang memanfaatkan anak untuk meraup keuntungan ekonomi. Hal ini menurut Christina perlu diantisipasi jangan sampai menjadi bentuk lain dari upaya eksploitasi anak yang harus sama-sama diperangi.

Hal itu dikatakan Christina saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk "Disrupting Harm in Indonesia: Darurat Eksploitasi Anak, Bagaimana Masa depan Indonesia?” di Kampus Universitas Budi Luhur, Jakarta, Rabu (7/12).

"Fenomena eksploitasi anak saat ini bukan hanya terjadi di jalanan seperti yang kita lihat tetapi juga di ruang digital, melalui media-media sosial. Ambil contoh TikTok, kini makin banyak anak-anak dimanfaatkan untuk meminta-minta sumbangan," ucap Christina.

Pernah misalnya dia melihat, seorang anak berkebutuhan khusus yang diajak ibunya melakukan live TikTok mengharapkan gift dari yang menonton.

"Kesannya memang berharap ada rasa iba melihat kondisi anak tersebut tapi disisi lain ini menjadi cara lain eksploitasi anak oleh orang tuanya untuk kepentingan ekonomi. Fenomena ini patut kita waspadai dan menjadi perhatian bersama," kata Christina.

Bentuk lain yang dia cermati, ada banyak konten di mana orang tua melakukan `prank` terhadap anak balita.

"Disangkanya menghibur bagi orang dewasa karena melihat anak kecil tersebut menangis ketika di-prank atau lebih tepatnya ditakut-takuti, tapi bagi anak hal ini berbekas dan meninggalkan trauma."

"Konten ini sempat viral dan ini bentuk lain kekerasan dan eksploitasi terhadap anak juga. Intinya masyarakat jangan latah dan harus bijak, pikirkan yang terbaik untuk anak," tegasnya.

Terlepas juga ada konten positif terkait anak bersama ibu atau ayahnya menurut Christina perlu dipresiasi karena memberikan pendidikan terkait tumbuh kembang anak.

"Tapi intinya jangan sampai anak dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi yang sifatnya eksploitatif. Ini kita perlu awasi bersama," tukas Christina.

Dia berharap agar peran serta masyarakat semakin aktif dan adanya peningkatan kesadaran untuk melawan praktek-praktek eksploitasi anak yang masih marak terjadi.

"Kita temukan di jalanan masih cukup banyak, minimal kita perlu pendekatan untuk memastikan pada orang tuanya agar tidak melakukan praktek ini. Atau jika terkait sindikat, maka harus melapor ke aparat penegak hukum. Dan terkait di media sosial kita punya tugas untuk mereport akun-akun yang melakukan eksploitasi anak agar dibanned serta langkah lain yang kita anggap perlu," sambungnya.

Ia juga memberikan apresiasi pada komunitas akademik Universitas Budi Luhur yang memberikan perhatian pada isu ini. Bagi Christina kampus adalah tempat membangun ide atau gagasan bagaimana peristiwa di masyarakat dicermati sekaligus dicarikan solusinya.

"Apa yang bisa kita tawarkan untuk dijadikan solusi itu adalah tugas mulia kampus. Dan apresiasi saya pada Universitas Budi Luhur yang sudah memberikan porsi untuk isu ini," pungkas Christina.

KEYWORD :

Komisi I DPR Eksploitasi Anak Media Sosial Christina Aryani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :