Kamis, 02/05/2024 20:30 WIB

Iran Menolak Penyelidikan PBB terhadap Protes Kematian Mahsa Amini

Iran Menolak Penyelidikan PBB terhadap Protes Kematian Mahsa Amini.

Pembela HAM mengatakan ratusan orang tewas dalam protes yang sedang berlangsung yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada bulan September di Teheran (Majid Asgaripour/WANA via Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Iran menolak penyelidikan independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang baru ditunjuk atas penindasan negara itu terhadap para pengunjuk rasa damai pascakematian Mahsa Amini.

"Iran tidak akan bekerja sama dengan komite politik yang dibentuk Dewan HAM PBB," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, seperti dikutip dari Reuters.

Dewan Hak Asasi PBB memberikan suara pada Kamis (24/11) untuk menunjuk penyelidikan atas tindakan mematikan Iran terhadap protes.

Komisaris HAM PBBVolker Turk  sebelumnya menuntut agar Iran mengakhiri penggunaan kekuatannya yang tidak proporsional dalam meredam protes yang meletus setelah kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, pada 16 September.

Kantor berita aktivis HRANA mengatakan 450 pengunjuk rasa tewas dalam lebih dari dua bulan kerusuhan nasional pada 26 November, termasuk 63 anak di bawah umur. Dikatakan 60 anggota pasukan keamanan telah tewas, dan 18.173 pengunjuk rasa ditahan.

Menantang legitimasi Republik Islam, pengunjuk rasa dari semua lapisan masyarakat telah membakar foto-foto Khamenei dan menyerukan kejatuhan teokrasi Muslim Syiah Iran.

Protes terutama berfokus pada hak-hak perempuan - Amini ditahan oleh polisi moralitas karena pakaian yang dianggap tidak pantas di bawah aturan berpakaian Islami Iran - tetapi juga menyerukan jatuhnya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Kerusuhan telah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi elit penguasa ulama Iran sejak berkuasa dalam revolusi Islam 1979, meskipun pihak berwenang telah menghancurkan putaran protes besar sebelumnya.

Iran menyalahkan musuh asing dan agen mereka atas kerusuhan itu. Iran memiliki bukti bahwa negara-negara Barat terlibat dalam protes yang melanda negara itu, kata Kanaani, Senin.

"Kami memiliki informasi spesifik yang membuktikan bahwa AS, negara-negara Barat, dan beberapa sekutu Amerika berperan dalam protes tersebut," katanya, tanpa memberikan perincian.

Iran tidak menyebutkan jumlah korban tewas bagi pengunjuk rasa, tetapi wakil menteri luar negeri, Ali Bagheri Kani, mengatakan bahwa sekitar 50 polisi tewas dan ratusan lainnya terluka dalam kerusuhan itu - angka resmi pertama untuk kematian di antara pasukan keamanan.

Dia tidak mengatakan apakah angka itu juga termasuk kematian di antara pasukan keamanan lainnya seperti Garda Revolusi.

KEYWORD :

Komisaris HAM PBB Volker Turk Iran Mahsa Amini Nasser Kanaani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :