Ilustrasi
Jakarta - Pollmark Indonesia mengeluarkan hasil survei yang dilakukan pada 6-12 Januari 2017, dengan jumlah responden 1.200 orang. Survei dilakukan dengan proporsi imbang laki-laki dan perempuan dari seluruh Jakarta, dengan metodologi "multistage random sampling" serta wawancara tatap muka langsung.
Selain soal elektabilitas ketiga pasangan, survei yang dilakukan oleh lembaga survei pimpinan Eep Saefulloh Fatah ini juga melampirkan hasil survei yang dirilis pada Kamis (19/01) itu tentang kasus penistaan agama, yang diduga dilakukan oleh Basuki Thahaja Purnama (Basuki).
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebesar 94.2 persen publik mengetahui tentang kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki. Sementara itu 5.5 persen tidak tahun dan sisanya, 0.3 persen tidak menjawab.
Lebih lanjut, survei tersebut meminta pendapat tentang kasus yang dituduhkan terhadap Basuki. Mayoritas publik yang disurvei, sebesar 72.1 persen menjawab bahwa Basuki dianggap telah menistakan agama, sementara sebesar 26.6 persen menjawab bahwa Basuki (Ahok) tidak menistakan agama, dan tidak menjawab sebesar 1.3 persen.
Survei yang dilakukan terhadap 1200 responden dari 120 kelurahan terpilih secara random itu memiliki "margin of error" plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. PolMark Indonesia juga melakukan rekonfirmasi, dengan cara mendatangi kembali 20 persen responden dari total sampel sebagai kontrol kualitas.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan diikuti tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, meliputi Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Melihat hasil survei tersebut, menurut CEO Pollmark Indonesia, Eep Safulloh Fatah, meyakini bahwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan berlangsung dua putaran karena tidak ada pasangan calon yang meraih 50 persen suara.[]
survei pollmark penistaan agama eep saefulloh fatah
