Minggu, 05/05/2024 11:28 WIB

Transisi Energi, Kementerian ESDM Resmikan 2 SPBG di Semarang

Dorong transisi energi, Kementerian ESDM resmikan 2 SPBG di Semarang

Dirjen Migas Kementerian ESDM resmikan dua SPBG di Semarang. (Humas Kementerian ESDM)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menuturkan, pada Presidensi G20, Indonesia fokus pada tiga sektor, salah satunya adalah Transisi Energi Berkelanjutan. Menurut dia, untuk memastikan pembangunan masa depan yang berkelanjutan dan menangani perubahan iklim secara nyata,

Indonesia mendorong transisi energi menuju energi yang bersih dan ramah lingkungan dengan mengedepankan keamanan ketersediaan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan. Dan untuk itu, gas sangat layak menjadi energi transisi menuju energi bersih karena ketersediaannya mencukupi.

Hal itu, disampaikan Dirjen Migas, Tutuka Ariadi pada presmian pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron dan SPBG Mangkang di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/07/2022).

Di sisi lain, isu polusi udara di kota-kota besar di Indonesia mendorong perlunya diversifikasi ke bahan bakar ramah lingkungan dan nilai keekonomian yang terjangkau. “Pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) diharapkan dapat menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, mengurangi impor dan menurunkan nilai subsidi BBM,” jelas Tutuka, dalam keterangannya.

Beroperasinya SPBG ini merupakan bagian dari pemanfaatan dan perluasan gas bumi menuju Kota Semarang yang ramah lingkungan. Dan sebelumnya pada 2021, Pemerintah juga telah meresmikan SPBG Kaligawe.

Adapun salah satu inisiatif Kementerian ESDM terkait pemanfaatan BBG untuk transportasi jalan tertuang pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 47.K/HK.04/MEM.M/2021 tentang Peta Jalan (Roadmap) Pemanfaatan Bahan Bakar Gas Untuk Transportasi Jalan.

Pembangunan dan pengoperasian 3 SPBG yang ada di Semarang merupakan bentuk komitmen dan kerja sama dari Kementerian ESDM, Pertamina Group dan Pemerintah Kota Semarang untuk menginisiasi terciptanya ekosistem kota yang ramah lingkungan. "Saat ini SPBG Kaligawe (diresmikan tahun 2021), SPBG Mangkang dan SPBG Penggaron siap untuk dioperasikan," kata Tutuka.

SPBG Kaligawe berkapasitas 1 MMSCFD atau 30.000 lsp per hari dengan harga jual Rp 4.500 per lsp. SPBG ini sudah dapat berfungsi sebagai Mother Station. Sementara SPBG Penggaron dan SPBG Mangkang masing-masing memiliki kapasitas 0,5 MMSCFD atau 20.000 lsp. SPBG Mangkang telah selesai dimodifikasi dari OnlineStation menjadi Daugther Station.

Sedangkan SPBG Penggaron dibangun sebagai Daughter Station. Ketiga SPBG rencananya akan dioperasikan oleh Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk.

Sementara itu, Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mendukung pengoperasian SPBG di Kota Semarang. Hal ini sesuai dengan komitmen Indonesia mendukung pengembangan energi yang ramah lingkungan.

"Bapak Presiden Joko Widodo telah menandatangani Paris Agreement pada tahun 2016 di New York, di mana Indonesia berkomitmen mengurangi gas rumah kaca. Pada COP Glaslow disepakati Indonesia akan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Ini merupakan bagian dari upaya tersebut," katanya.

Sedangkan, CEO Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto, menyampaikan kesiapannya mengoperasikan ketiga SPBG tersebut. “Subholding Gas siap mengoperasikan SPBG Mangkang, Penggaron, serta Kaligawe untuk mendukung program konversi BBM ke BBG. Jika pemanfaatan gas bumi di Semarang berjalan optimum, Semarang bisa menjadi role model pemanfaatan gas bumi bagi daerah-daerah lain,” ujar Haryo.

 

KEYWORD :

Kementerian ESDM Tutuka Ariadi transisi energi SPBG Semarang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :