Minggu, 05/05/2024 05:37 WIB

Penuhi Kebutuhan Lapangan, Kementan Ajak Petani Pelajari Cara Bikin Pupuk

Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technologi (biologi-teknologi).

Pelatihan pembuatan pupuk biosaka di Gapoktan Karya Tani, di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (14/6). (Foto: Kementan)

BANYUMAS, Jurnas.com - Salah satu kebutuhan utama dalam bertani adalah pupuk. Untuk memastikan keberadaan pupuk tidak bermasalah dan memenuhi kebutuhan di lahan, Kementerian Pertanian mengajak petani untuk mempelajari cara membuat pupuk.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan selalu men-support kebutuhan pupuk petani.

"Selain support yang kita berikan dalam bentuk subsidi, kita juga mengajak petani mempelajari cara membuat pupuk. Sehingga petani tidak tergantung dengan pupuk kimia yang dijual," kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

"Kementan memiliki sejumlah program untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani. Termasuk cara membuat pupuk. Sehingga aktivitas pertania tidak berhenti dan tidak bermasalah," kata Dedi.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani, Selasa (14/6/2022), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, beserta Penyuluh Pertanian dan Peserta SL IPDMIP TA 2022 Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, mengunjungi Gapoktan Karya Tani, di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kunjungan ini bertujuan untuk belajar membuat pupuk Biosaka.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Bendosewu Kecamatan Talun Kabupaten Blitar, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Tim Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dinpertan dan KP Kabupaten Banyumas, Muhammad Anshar selaku Narasumber, Penyuluh Pertanian dan Staf Lapang IPDMIP serta Petani Peserta SL IPDMIP Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.

Kepala Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, menyampaikan bahwanya memiliki luas lahan pertanian sebesar 272, 7 Ha.  Terdapat 5 Kelompok Tani di Desa Bendosewu terdiri dari Rukun Santoso 1, Rukun Santoso 2, Rukun Santoso 3, Setio Rukun dan Tawang Makmur serta KWT Tawang Lestari. Desa ini mempunyai 1 Gapoktan yang bernama Karya Tani.

Penyampaian materi tentang Biosaka diberikan Muhammad Anshar. Beliau menjelaskan bahwa Biosaka adalah gabungan kata dari Bio dan Saka yang dapat diartikan bahwa Biosaka adalah “Selamatkan Alam Kembali Ke Alam”.

Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technologi (biologi-teknologi). Biosaka tidak menggunakan mikroba maupun proses fermentasi dalam pembuatannya. Biosaka juga bukan merupakan pupuk atau nutrisi, melainkan sebuah elisitor atau sinyal yang dapat merangsang pertumbuhan pada budidaya tanaman padi.

Anshar menjelaskan beberapa kelebihan dari Biosaka. "Pertama, efektifitas kinerja yang baik. Reaksi Biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi. Kedua, dapat digunakan pada seluruh fase tanaman mulai dari benih sampai dengan panen. Ketiga, proses produksi sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi dan Keempat, cara penggunaan mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit," terangnya.

Cara pengaplikasian Biosaka pada tanaman padi, untuk luasan sawah sebesar 1 ha dapat menggunakan 3 tangki sprayer dengan dosis 40 ml dicampurkan 15 liter air untuk satu kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan dari mulai tanam sampai panen. Selain itu juga dapat diterapkan pada semua komoditas termasuk tanaman perkebunan.

KEYWORD :

Kementan Syahrul Yasin Limpo BPPSDMP Dedi Nursyamsi IPDMIP Pupuk Biosaka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :