Selasa, 14/05/2024 03:01 WIB

Sekjen PKS: Gus Muhaimin Capres Tak Masalah, Kita Siapkan Karpet Merah

PKB dan PKS benar-benar resmi berkoalisi.

Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy diapit dua petinggi PKB, Jazilul Fawaid dan Nasim Khan

Jakarta, Jurnas.com – Dua partai politik (parpol) berbasis pemilih Islam yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang menggagas koalisi menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Gagasan koalisi itu disampaikan Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi dan Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Habib Aboe mengatakan bahwa PKS membuka peluang bagi semua parpol untuk menjalin koalisi. Pada Milad ke-20 belum lama ini, PKS mengundang sejumlah ketua umum parpol. Salah satunya Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin).

”Itu pertemuan perjodohan, kita ingin bercinta di tempat perkawinan. PKS membuka peluang siapa saja, moga-moga ada yang bertemu jodoh. Ternyata Cak Imin menanggapi,” katanya.

Bagi PKS, kata Habib Aboe, pihaknya tidak mempermasalahkan siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung jika nantinya PKB dan PKS benar-benar resmi berkoalisi.

"Misalkan Gus Muhaimin presiden, silakan, insya allah, bismillah, gak ada masalah. Buat PKS nggak penting presiden atau wapres, buat kami yang penting bagaimana membuat NKRI lebih bahagia. Kami siap sediakan karpet merah buat Repubik ini. Kita mainkan. Masuk barang itu,” ungkapnya.

Menurutnya, PKB dan PKS memiliki basis grassroot yang hampir sama. Keduanya memiliki pemilih yang militant dengan mayoritas pemilihnya adalah kelompok Islam.

"PKS yang militan dengan PKB yang berkuasa penuh di dunia pesantren, dan merakyat dengan ulama-ulama. Itu kalau bertemu, ngeri-ngeri sedap. Semua capres akan (merapat). Serius, jangan kaget kalau sampai terjadi,” katanya.

Habib mengatakan bahwa pertemuan antara PKB dengan PKS ini bisa memecah kebuntuan politik dimana kontestasi Pilpres 2024 hanya dua pasangan calon seperti yang terjadi pada Pilpres 2019 lalu.

”Kalau hanya dua (pasangan calon) akan terjadi gesekan yang kuat. Kita nggak mau terulang ada kadrun, kampret, cebong,” urainya.

Dikatakan Habib, PPKB ibarat gadis cantik yang banyak dilirik oleh parpol lainnya untuk diajak berkoalisi. ”Memang PKB ini gadis cantik. Buat PKS itu oke-oke saja. Kita mau bercinta saja. Sampai ketemu jodoh yang baik,” urainya.

Jika dua parpol ini Bersatu dengan kelebihan masing-masing dan melengkapi kekurangan masing-masing maka akan menjadi perhatian para capres. PKB dan PKS sama-sama lahir di era Reformasi. Ini partai religius dan nasionalis.

"Kita berharap pertemuan ini akan menjadi magnet untuk partai-partai lain bergabung. Kursi (PKS) 50 dan (PKB) 58, tinggal 7 partai. Kita lihat. Semoga umur koalisi ini panjang dan bisa bertahan."

"Karena itu poros 3 ini, yang satu dan yang kedua sudah jelas. Yang ketiga ini yang membongkar kebuntuan. Tembok berlin kita pecahkan, udah ketemu gini ini hamba-hamba capres mau ketemu, kita welcome. Kita siap dengan Nasdem, Demokrat, siap dengan yang lain,” tuturnya.

Hal penting, menurut Habib Aboe, jangan sampai koalisi atau penentuan capres cawapres diputuskan pada saat injury time seperti pada Pilpres 2019 lalu. ”Kita tidak mau terjadi keputusan di last minute deal politik kayak kemarin,” katanya.

KEYWORD :

Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy Gus Muhaimin Capres 2024




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :