Perairan Indonesia di dekat Singapura (Foto: Reuters)
Singapura, Jurnas.com - Perwira Angkatan Laut (AL) Indonesia dituding meminta suap sebesar US$375.000 atau Rp5,4 miliar, untuk pembebasan kapal tanker Panama yang ditahan pekan lalu. Tanker tersebut dianggap berlabuh secara ilegal di perairan Indonesia di lepas pantai Singapura.
Menurut laporan Reuters pada Kamis (9/6), ini bukan yang pertama kalinya terjadi setelah ditemukannya selusin penahanan serupa tahun lalu. Dalam kasus-kasus tersebut, pemilik kapal dipaksa membayar sekitar US$300.000 untuk pembebasan kapal.
Dua orang yang terlibat dalam negosiasi pembayaran tidak resmi ke perwira AL membeberkan, kapal tanker Nord Joy pada 30 Mei lalu berlabuh di perairan Indonesia di sebelah timur Selat Singapura, yang merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.
Keduanya melanjutkan, Master kapal dibawa ke pangkalan dan diberitahu oleh perwira angkatan laut untuk membayar Rp5,4 miliar, serta diancam kehilangan pendapatan berbulan-bulan jika kasus itu melewati pengadilan.
Untuk diketahui, menurut perundang-undangan, kapal yang berlabuh tanpa izin di perairan Indonesia, terancam hukuman maksimum satu tahun penjara untuk kapten kapal, dan denda Rp200 juta.
Nord Joy adalah kapal berbendera Panama, panjang 183 meter dan dapat membawa hingga 350.000 barel bahan bakar. Synergy Group, perusahaan Singapura yang mengelola Nord Joy, belum berbicara soal dugaan suap perwira AL Indonesia.
Dalam sebuah pernyataan, Synergy mengatakan bahwa Nord Joy berlabuh dalam posisi yang dianggap bersih dari perairan teritorial Indonesia pada 26 Mei. Synergy menyebut pada 30 Mei angkatan laut Indonesia menaiki kapal itu, dan menuduh Nord Joy berada di dalam wilayahnya. Tak lama kemudian, Nord Joy dikawal oleh kapal angkatan laut ke pelabuhan Batam.
Sekretaris MA Hasbi Hasan Penuhi Panggilan KPK
Synergy memastikan bahwa pihaknya bekerja sama dengan angkatan laut, pengacara, dan agen lokal untuk menyelesaikan masalah ini.
KEYWORD :Tanker Panama Suap Perwira AL Perairan Indonesia
