Sabtu, 27/04/2024 19:29 WIB

Sampaikan Duka Mendalam, Anggota DPR: Nasehat Buya Selalu Tajam dan Kritis

Nasehatnya selalu tajam, geniune dan kritis. Arahnya, bagaimana agar kami generasi muda memiliki kepekaan tinggi terhadap dinamika sosial, ekonomi, politik di Indonesia.

Buya Syafii Maarif (Foto: Muhammadiyah)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 2010-2014 menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat, 27 Mei 2022.

Ketua Fraksi PAN DPR RI ini mengatakan, Buya memiliki tempat khusus di dalam hatinya.

”Saya sangat berduka atas wafatnya ayahanda Syafii Ma’arif. Beliau memiliki tempat khusus di dalam hati sanubari saya. Tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa beliau adalah orang tua saya, guru saya, mentor dan senior saya di Muhammadiyah, ” kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/5).

Legislator dari daerah pemilihan Sumut II ini mengenang berbagai pertemuannya dengan almarhum. Salah satu yang dikenangnya adalah saat Buya masih menjabat Ketua Umum PP. Muhammadiyah.

“Tidak hanya di Muhammadiyah, saya juga dipercaya oleh beliau untuk menjadi direktur program di Ma’arif Institut. Ketika saya menjabat Ketua Umum PP. Pemuda Muhammadiyah, beliau sering sekali memberi nasehat. Nasehatnya selalu tajam, geniune dan kritis. Arahnya, bagaimana agar kami generasi muda memiliki kepekaan tinggi terhadap dinamika sosial, ekonomi, politik di Indonesia,” terangnya.

Saleh Daulay mengaku terakhir berkomunikasi dengan beliau sebelum masuk rumah sakit. Waktu itu, beliau meminta Saleh membeli buku ‘HAMKA & ISLAM: Reformasi Kosmopolitan di Dunia Melayu’.

Selain karena sejalan dengan isu dunia Melayu yang juga menjadi tema penelitian, kata Saleh, Buya juga ingin agar dirinya bisa membumikan profile Hamka dalam politik dan kehidupan sosial.

“Itulah buya. Tidak pernah lupa pada kami. Selalu tulus memberi nasehat. Dulu, waktu banyak orang pindah-pindah partai, dia bilang ke saya. Kamu jangan loncat-loncat. Sekali di PAN tetap harus di PAN. Kalau pindah-pindah, itu menandakan sikap pragmatisme yang tidak berujung,” kenang Saleh Daulay.

“Sekarang beliau telah wafat, banyak warisan yang ditinggalkan. Karya tulis banyak yang sudah ditorehkan. Banyak sudah orang yang mengkaji pemikiran beliau dalam bentuk skripsi, tesis, bahkan desertasi. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Ini menunjukkan pengakuan luar biasa dari dunia akademisi atas kontribusi beliau bagi Indonesia,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, lanjut Saleh Daulay, Buya adalah sosok yang sangat disegani. Para politisi akan sangat mendengar beliau. Bahkan tidak jarang, mereka datang secara khusus untuk meminta nasehat.

“Seperti biasa, Buya akan menyampaikan nasehat secara tegas, lugas, dan bermartabat. Dia memberi nasehat bukan untuk mengharapkan sesuatu. Semuanya selalu dilakukan dengan ketulusan. Sikap ini terpatri sejak lama. Mungkin karena pengalaman hidup yang dijalaninya. Dia menganggap bahwa apa yang diraihnya hari ini jauh dari apa yang pernah dibayangkan sebelumnya,” tambahnya.

Saleh katakan, dulu hidup Buya sangat susah. Sampai-sampai, Buya pernah bilang seperti ini, “Kalau bukan karena belas kasihan ombak, maka tidak mungkin saya terhempas ke tepian pantai”. Begitulah ungkapan yang disampaikan untuk menggambarkan keprihatinan hidupnya.

Menurut Saleh Daulay, kecintaannya pada bangsa ini adalah bagian dari rasa syukurnya. Dia merasa bahwa berbagai ketidakadilan, kesenjangan, konflik dan kekerasan harus diakhiri. Indonesia harus menjadi rumah bagi semua.

“Tidak boleh ada diskriminasi. Tidak boleh ada yang ditinggalkan. Semua harus diperlakukan sama, setara, dan adil. Saya yakin, semua kontribusi pemikiran dan aktivitas beliau selama ini akan menjadi amal kebajikan. Kami akan rindu padamu Buya. Banyak pekerjaan dan nasehatmu yang masih perlu dibumikan. Selamat jalan dan semoga Allah memberikan ridha dan ampun, ” tutup Saleh Daulay.

 

KEYWORD :

Warta DPR PAN Saleh Daulay tokoh   Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :