Selasa, 14/05/2024 03:55 WIB

Kanselir Jerman: Sanksi Tidak akan Dicabut hingga Rusia Rujuk dengan Ukraina

Scholz mengatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin salah menghitung jika bisa mendapatkan wilayah dari Ukraina, menyatakan diakhirinya permusuhan, dan melihat negara-negara Barat menjatuhkan sanksi.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menghadiri konferensi pers selama konsultasi pemerintah Jerman-India di Kanselir di Berlin, Jerman 2 Mei 2022. REUTERS/Michele Tantussi

JAKARTA, Jurnas.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina tidak akan dicabut hingga Moskow mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.

Menurutnya, Ukrainalah yang menentukan persyaratan perdamaian.

Scholz mengatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin salah menghitung jika bisa mendapatkan wilayah dari Ukraina, menyatakan diakhirinya permusuhan, dan melihat negara-negara Barat menjatuhkan sanksi.

"Dia (Putin) tidak memikirkan seluruh operasi Ukrainanya," kata Scholz  dalam wawancara yang disiarkan Senin di televisi publik ZDF.

"Dia tidak berpikir Ukraina akan menolak seperti itu. Dia tidak berpikir kita akan mendukung mereka bertahan begitu lama. Kami tidak akan mencabut sanksi kecuali dia mencapai kesepakatan dengan Ukraina, dan dia tidak akan mendapatkannya dengan perdamaian yang didiktekan," sambungnya.

Ia juga mengatakan Jerman tidak akan menerima pencaplokan Krimea oleh Rusia. "Itu adalah pelanggaran hukum internasional ... itu tetap benar," katanya.

Sisi lain, Scholz juga mengatakan tidak memiliki rencana untuk mengunjungi Kyiv setelah perjalanan yang direncanakan oleh Presiden Frank-Walter Steinmeier dibatalkan karena keberatan Ukraina.

Scholz menolak kritik bahwa dia pada awalnya terlalu ragu untuk mengirim senjata berat Ukraina, diikuti oleh kritik dari pasifis setelah Jerman pekan lalu mengumumkan pengiriman tank anti-pesawat "Gepard" ke Ukraina.

"Tidak ada gunanya melakukan sesuatu hanya karena seseorang berteriak atau tidak melakukan sesuatu karena seseorang berteriak," kata Scholz, menambahkan bahwa melindungi negara dan menjaga perdamaian adalah tugasnya sebagai kanselir.

Scholz berada di bawah tekanan baik di dalam maupun di luar negeri untuk memasok Ukraina dengan senjata berat seperti tank dan howitzer dan mendukung embargo Uni Eropa segera atas impor energi Rusia untuk melucuti mata uang keras Putin yang membantunya membiayai perang.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Jerman Olaf Scholz Rusia Vladimir Putin Ukraina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :