Senin, 29/04/2024 13:10 WIB

Peringatan! Lelaki Suka "Jajan" Ada Kesamaan Tukang Perkosa

Penelitian ini ingin memupuskan mitos bahwa pembeli sex adalah laki-laki

Ilustrasi seks (foto: Google)

Jakarta - Laki-laki yang gemar membeli seks, menurut penelitian mempunyai empati yang kurang pada perempuan yang diajak kencan ketimbang laki-laki yang tidak membeli seks. Laki-laki yang suka "beli",  juga menurut penelitian itu lebih besar kemungkinannya mempunyai catatan kriminal perkosaan dan agresi seksual lainnya.

Penelitian yang dilakukan di wilayah Boston itu melibatkan 101 laki-laki yang suka "beli" dan 101 laki-laki yang tidak suka beli. Identitas narasumber dalam penelitian ini dirahasiakan yang  dipublikasikan dalam Journal of Inerpersonal Violence.

Penelitian dipimpin oleh Neil Malamuth yang merupakan pengajar di UCLA.  "Penelitian kami mendapatkan temuan bahwa laki-laki yang suka "beli" berbagi kesamaan karakteristik dengan laki-laki yang gemar melakukan agresi seksual," kata Malamuth yang mengajar komunikasi dan psikologi.

"Dua kelompok itu (yang suka beli dan yang agresor) cenderung punya kegemaran melakukan hubungan sex tanpa ada "rasa" koneksi persolan, rasa takut ditolak oleh perempuan, punya catatan agresi seksual, dan merasa bahwa dirinya adalah "laki-laki" yang memang demikian adanya. Rata-rata yang membeli sex mempunyai empati yang rendah pada perempuan yang ada di tempat prostitusi itu dan cenderung menilai mereka lebih rendah daripada perempuan lain," papar Malamuth.

Penelitian ini ingin memupuskan mitos bahwa pembeli sex adalah laki-laki "baik" yang frustrasi. Direktur Prostitution Research and Education di San Francisco menjelaskan pentingnya penelitian itu. " Menimbang, kuatnya kesamaan perilaku pelaku pemaksaan seksual dengan pembeli layanan seksual seharusnya polisi harus bisa menindak hukum dengan cara yang progresif," ujarnya.

" Apa yang dilakukan di Swedia dan Norwegia bisa menjadi contoh yang menempatkan praktek prostitusi sebagai kejahatan pemangsa para perempuan yang berasal dari etnis dan latar belakang ekonomi yang terpinggirkan," kata Melissa Farley direktur lembaga riset nonprofit itu.

"Laki-laki yang membeli sex, sering menggambarkan tindakannya seperti membeli secangkir kopi, Dia akan membuangnya setelah selesai meminumnya," kata Farley melukiskan alam berpikir para pembeli layanan seksual.

KEYWORD :

Seksuaitas Penelitian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :