Jum'at, 26/04/2024 19:15 WIB

Krisis Obat-obatan, Sri Lanka Darurat Kesehatan Masyarakat

Asosiasi Pejabat Medis Pemerintah (GMOA) Sri Lanka mengumumkan darurat kesehatan masyarakat, akibatnya langkanya obat-obatan dan peralatan medis di negara tersebut.

Ilustrasi obat (foto:redaksi24)

Colombo, Jurnas.com - Asosiasi Pejabat Medis Pemerintah (GMOA) Sri Lanka mengumumkan darurat kesehatan masyarakat, akibatnya langkanya obat-obatan dan peralatan medis di negara tersebut.

Fasilitas kesehatan negara bagian, yang menjadi sandaran mayoritas warga Sri Lanka, saat ini hanya akan memprioritaskan layanan perawatan darurat dan darurat.

Kondisi ini memperburuk kondisi negara Asia Selatan itu, yang sebelumnya sudah bergulat dengan pemadaman listrik dan kekurangan listrik karena krisis ekonomi dan valuta asing, yang memicu protes terhadap Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Kabinet Rajapaksa telah mengundurkan diri, tetapi dia sejauh ini menolak untuk pergi sendiri. Sebaliknya, ia meminta partai-partai oposisi untuk membantunya membentuk pemerintah nasional dan menerima portofolio kabinet. Mereka semua telah menolak.

Dikutip dari BBC pada Selasa (5/4), GMOA telah memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat medis setelah pertemuan krisis pada Senin (4/4) kemarin.

Anggota GMOA di seluruh Sri Lanka melaporkan kekurangan obat-obatan dan peralatan yang kritis. Rumah sakit juga berjuang untuk memberikan perawatan medis darurat.

"Baik pemerintah dan kementerian kesehatan telah gagal mencegah kerusakan total sistem medis," kata GMOA dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah bahkan belum bisa menjamin hak hidup masyarakat dan hak atas pelayanan kesehatan," imbuhnya.

Sri Lanka memiliki sistem kesehatan masyarakat universal, yang didanai oleh uang pembayar pajak, yang berarti warga negara dapat mengakses perawatan kesehatan gratis di fasilitas yang dikelola negara.

KEYWORD :

Sri Lanka Kesehatan Masyarakat Obat-obatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :